Advertorial

Tak Ingin Usaha Diet 'Gagal' Gara-gara Liburan Natal dan Akhir Tahun? Anda Wajib Lakukan Ini

K. Tatik Wardayati
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Ketika kita sedang berusaha diet tapi liburan Natal dan Tahun Baru selalu dipenuhi dengan undangan makan bersama.
Ketika kita sedang berusaha diet tapi liburan Natal dan Tahun Baru selalu dipenuhi dengan undangan makan bersama.

Intisari-Online.com – Sering kali kita berupaya agar berat badan kita ideal, lalu banyak usaha dilakukan untuk menjaga berat badan.

Namun, memasuki liburan akhir tahun seperti sekarang ini, mereka yang menjaga berat badannya kerap merasa khawatir.

Liburan akhir tahun berarti undangan makan bersama hampir setiap hari.

Nah, mereka yang sedang menjalankan dietnya tentunya khawatir jika usaha membatasi kalori yang selama ini dijalankan, akan gagal total.

Baca Juga : Liburan Natal Hancur ketika Pria Ini Tak Sengaja Makan Kecoak di Sup Tom Yam

Padahal, kita tak perlu mengkhawatirkan kenaikan berat badan pada masa libur Natal dan tahun baru.

Ahli gizi teregistrasi Rachael Hartley menjelaskan alasan mengapa kita tak perlu takut liburan akan merusak upaya diet.

Hanya satu makanan

Pada acara makan di pesta, kita mungkin hanya melakukan makan besar satu kali. Misalnya pada momentum Natal atau tahun baru.

Baca Juga : Yuk, Ajak Bayi Berpergian di Musim Liburan Ini, Bayi yang Sering Diajak Berpergian Punya Otak Lebih Cerdas

Meski porsi makannya melebihi porsi makan biasanya, namun hal itu hanya dilakukan satu kali sehingga tidak akan menambah berat badan secara signifikan.

"Perut kita punya ruang yang lebih fleksibel daripada yang kita duga. Satu makanan, satu cemilan, satu hari makan besar dalam beberapa waktu saja tidak akan membawa perubahan besar," kata ahli gizi teregistrasi lainnya, Emily Fonnesbeck.

Hartley menambahkan, jika kita mengkonsumsi makanan yang porsinya mencapai 500 gram, berat kita bisa bertambah 500 gram namun hanya hingga kita buang air besar.

"Itu bukan berarti berat badan bertambah, tapi karena simpanan cairan dari apa yang kita makan karena mengandung sodium," kata dia.

Baca Juga : Hati-hati! Sindrom Jantung Liburan, Tanda-tandanya Terasa saat Minum

Ingatlah bahwa berat badan bisa sangat fluktuatif hingga lebih dari 2kg setiap harinya karena beragam aktivitas, seperti makan, minum, ke kamar kecil, dan lainnya.

Riset

Kenaikan berat badan pada momentum liburan juga tidak akan semengerikan yang kamu duga. Hal itu bahkan dibuktikan dengan riset.

Mungkin tidak banyak riset yang meneliti secara khusus fenomena kenaikan berat badan di masa liburan dan kebanyakan studi melibatkan kelompok kecil.

Namun, studi-studi tersebut cukup untuk dijadikan acuan. "Ketakutan itu banyak diungkapkan di internet. Misalnya kita bisa mengalami kenaikan 2-5kg selama liburan. Padahal, yang kemungkinan kita alami rata-rata hanya sekitar 0,5-1kg," kata Fonnesbeck.

Baca Juga : Tragis! Sedang Nikmati Liburan, 2 Backpacker Wanita Ini Dipenggal, Diduga oleh Jaringan Teroris

Fonnesbeck mengutip sebuah studi yang dipublikasikan pada 2000 di New England Journal of Medicine, bahwa 195 orang dewasa mengalami kenaikan berat badan sekitar 0,5kg pada akhir masa liburan.

Pada 2017, ulasan tentang studi-studi yang ada menyimpulkan bahwa orang dewasa hanya mengalami kenaikan maksimal 1kg selama masa liburan.

Bisa menjadi bumerang

Ketakutan berlebihan tentang kenaikan berat badan di masa liburan bisa menjadi bumerang bagi kita dan malah akan menyebabkan kita makan berlebihan.

Hal itu karena obesesi seseorang terhadap berat badan. Misalnya, ketika seseorang melakukan diet sebelum malam Natal karena akan makan malam bersama keluarga.

Baca Juga : Demi Liburan Asyik, Tubuh Jangan Sampai Terusik Hingga Tak Bisa Menikmati Liburan

Banyak orang mungkin menduga strategi ini bisa meminimalisasi efek makanan tersebut terhadap lingkar pinggang mereka.

Namun, yang didapatkan justru bisa sebaliknya. Sebab, kita akan cenderung kelaparan setelah masa diet ketat itu berakhir.

"Kita justru bisa makan berlebih dan membutuhkan "kompensasi" makanan setelahnya. Sehingga pola yang terbentuk adalah pembatasan-balas dendam-pembatasan-balas dendam," ujar Fonnesbeck.

Hartley mencatat, memulai liburan panjang dengan perut kosong juga bisa membuat kita merasa kekenyang hingga tidak nyaman.

Baca Juga : 6 Tips Sederhana untuk Menghindari Stres Saat Liburan

"Kenyang biasa adalah hal normal. Tapi kekenyangan tidak baik. Pastikan tetap makan sarapan dan makan dengan perlahan agar sesi makan menjadi lebih nikmat," kata dia.

Pola pikir lainnya adalah untuk mengurangi porsi makan sepanjang masa liburan karena berencana meneruskannya mulai 1 Januari.

Hal ini juga bisa memicu makan berlebih di akhir tahun. Membiarkan diri kita menikmati makanan secara wajar sepanjang tahun akan menekan keinginan kita untuk makan banyak pada masa liburan.

Kita pun akan menghadapi makanan dengan "kepala dingin".

Baca Juga : Jangan Sampai Liburan Jadi Sia-sia, Lakukan 5 Cara Ini Jika Merasa Sedih saat Sedang Berlibur

Jangan lupa menikmati liburan

Fonnesbeck mengingatkan bahwa liburan tidak hanya sekadar makan. Kita juga harus menikmati momentumnya.

Sangat sedih jika setiap masa liburan hanya dihabiskan untuk mengkhawatirkan kenaikan berat badan sehingga lupa bersenang-senang.

Ketika kita duduk di meja makan, hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah menikmati makanan favorit kita. (Nabilla Tashandra)

Baca Juga : Wisata Goa Kreo, Sensasi Liburan Murah dengan Ratusan Kera Sekaligus Waduk yang Indah Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Agar Masa Liburan Tak Merusak Usaha Diet".

Artikel Terkait