Find Us On Social Media :

PeduliTubuhmu: Nafas Tak Sedap? Berikut 4 Risiko pada Tubuh saat Kekurangan Karbohidrat

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 1 Januari 2019 | 07:00 WIB

Risiko pada tubuh saat kekurangan karbohidrat

Meskipun energi pengganti dapat ditemukan pada keton, namun tetap dapat membuat seseorang merasa lesu dan lambat dalam bergerak atau dikenal sebagai "carb flu".

Menurut Parker, diet rendah karbohidrat sering menyebabkan kelesuan dan kurangnya daya tahan.

Selain itu, kurangnya karbohidrat juga menyebabkan brain frog yang membuat kita sulit berkonsentrasi.

Bahkan, kurangnya karbohidrat juga menyebabkan gejala sepert flu.

Baca Juga : Hanya Soal Waktu Tsunami Terjang Indonesia, Catat dan Pahami 5 Hal Ini Agar Selamat dari Tsunami

3. Nafas tak sedap

Bau mulut juga merupakan efek samping yang kurang disadari dari diet rendah karbohidrat.

Menurut Parker, bau mulut adalah hasil dari energi aseton, salah satu dari tiga badan keton, yang terjadi ketika tubuh memasuki ketosis.

Bau nafas tak sedap ini tak bisa diatasi hanya dengan menggosok gigi dan menggunakan obat kumur.

Baca Juga : Diperingatkan 'Ribuan Kali', Mengapa Bung Karno Tetap Nekat Nikahi Naoko Nemoto?

Satu-satunya cara adalah kembali memasukan karbohidrat dalam menu diet kita.

4. Makan tidak teratur

Semua jenis pola diet pada prinsipnya mengatur jadwal makan dan apa yang kita konsumsi secara teratur.

Namun, Parker mengatakan diet rendah karbohidrat dapat membuat kita sulit mematuhi pola makan yang disarankan.

Baca Juga : Jinichi Kawakami, Ninja Terakhir di Jepang yang Masih Sanggup Dengar Suara Jarum yang Jatuh

Hal itu terutama biasa terjadi saat kita berkumpul bersama keluarga atau kawan yang identik dengan suguhan kudapan.

Saat diet karbohidrat diikuti dengan disiplin tinggi, Parker mengatakan kemungkinan besar akan menyebabkan isolasi sosial.

Untuk mengikuti diet rendah karbohidrat dengan cara yang "sehat", Parker menyarankan kita untuk berkonsultasi dengan profesional medis, dan memeriksa kadar keton melalui pemeriksaan glukosa darah dan keton harian.

Parker tidak merekomendasikan mengikuti diet rendah karbohidrat, atau diet apapun yang dilakukan dengan ketat karena risikonya terlalu besar.

"Setiap diet ketat dapat berisiko untuk kesehatan, gangguan makan yang potensial, dan meningkatkan berat badan segera setelah kita mengalami penurunan berat badan, karena diet tidak berfungsi," kata dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com oleh Ariska Puspita Anggraini dengan judul " Waspadai, 4 Risiko pada Tubuh saat Kekurangan Karbohidrat "

 

Artikel ini adalah bagian dari kampanye #pedulitubuhmu yang dibuat Intisari. Nantikan infografis-infografis menarik berisi fakta-fakta kesehatan di akun Instagram @pedulitubuhmu.