Bukan Hanya Bikin Kenyang, Pilihan Makanan Juga Bisa Ungkap Kepribadian Seseorang, Apa Makanan Favorit Anda?

Ade Sulaeman

Penulis

Pada ahli memperhatikan makanan yang dimakan oleh seseorang. Ternyata pilihan makanan menunjukkan sifat dari orang tersebut.

Intisari-Online.com – Dewasa ini belum lazim bahwa IQ seseorang diukur dari makanannya.

Akan tetapi para ahli — yaitu para dokter, ahli ilmu jiwa, pendidik dan ahli-ahli perburuhan — kini makin lebih menaruh perhatian terhadap makanan yang kita makan.

Bukanlah suatu hal yang mustahil bahwa pada waktu-waktu yang akan datang perusahaan-perusahaan yang mencari tenaga baru ataupun universitas-universitas yang akan menerima mahasiswa baru akan menjamu calon-calon mereka dengan berbagai makanan yang Iezat-lezat, untuk mengetahui sampai di mana kecakapan serta sifat-sifat calon yang melamar.

Sebuah penyelidikan yang dilakukan oleh Drs. J. Kamenetsky dan Howard G. Schutz untuk Angkatan Perang AS menunjukkan adanya hubungan yang erat antara makanan yang digemari seseorang dan sifat-sifat mental serta pribadi orang tersebut.

Baca Juga : Ini 14 Makanan Terbaik dan Terburuk untuk Organ Hati Sang Penetralisir Racun Dalam Tubuh Kita

Percobaan dilakukan pada sekelompok tentara. Selama sebulan kepada mereka dihidangkan 150 jenis makanan setiap harinya.

Kemudian terhadap masing-masing tentara ini dibuat catatan yang saksama mengenai jenis makanan yang dipilihnya, jumlah yang diambilnya dan berapa banyak yang benar-benar dimakannya.

Selanjutnya percobaan tersebut dilengkapi dengan daftar pertanyaan yang harus diisi mengenai makanan apa yang paling digemari.

Lalu hasil penyelidikan ini dicocokkan dengan hasil test IQ dan kepribadian yang dilakukan terhadap mereka.

Baca Juga : Dari Jangan Dicuci Hingga Simpan dalam Botol, Ini 5 Trik Menyimpan Makanan Agar Tak Cepat Basi

Di bawah ini adalah beberapa kesimpulan yang ditarik :

Orang yang senang makan daging mempunyai sifat-sifat yang baik untuk menjadi pemimpin, pedagang, perwira angkatan perang, dan politikus.

Mereka biasanya memiliki beberapa sifat yang menonjol, seperti entusiame, sifat-sifat kemasyarakatan dan kesediaan untuk bertindak.

Orang yang lebih senang pada ikan laut, buah-buahan dan sayuran biasanya lebih senang menarik diri. Mereka senang kepada buku-buku, kesenian dan musik.

Baca Juga : Jangan Salah, ‘Makanan Sehat’ Belum Tentu Sehat, Ini Alasannya!

Kurang merasa aman dalam lingkungan sosial baru dan kurang mempunyai sifat kompetisi seperti pada penggemar daging.

Jika anda gemar akan makanan yang banyak mengandung zat tepung seperti nasi, kentang, roti, Anda mungkin tergolong mereka yang selalu rasa puas, tidak suka memberikan penilaian terhadap sesuatu atau seseorang serta tidak suka memecahkan persoalan.

Orang yang gemar makan salad biasanya simpatik dan bersedia mendengarkan persoalan/kesulitan yang dihadapi orang lain.

Mereka juga cenderung untuk bergerak dan bercakap lebih cepat, menulis surat-surat yang pendek melakukan pekerjaan dengan cepat.

Baca Juga : Hindari Konsumsi 7 Makanan Berikut Sebelum Naik Pesawat Jika Ingin Penerbangan Nyaman!

Penggemar pembasuh mulut (dessert) merupakan golongan yang terbanyak jumlahnya.

Mereka memiliki sifat-sifat yang impulsif, bertindak tanpa memikirkan . terlebih dahulu dengan dalam, sifat humor dan senang bergurau.

Orang dewasa yang minum susu atau ice cream pada waktu makan merasa kurang aman dan secara tidak sadar ingin kembali kepada masa kanak-kanak.

Mencoba melupakan kesulitan hidup sehari-hari dengan segelas susu panas.

Baca Juga : Saat Wanita Hamil, 8 Makanan Ini Sangat Baik untuk Dikonsumsi

Sebuah rumah sakit di Los Angeles mengadakan penyelidikan mengenai hal ini dan menarik kesimpulan bahwa pada waktu-waktu ada ketegangan nasional, ketegangan atau krisis pribadi, jumlah susu serta bahan makanan yang terbuat dari susu yang dikonsumir oleh para pasien dan staf rumah sakit, meningkat sekali.

Orang yang suka makan “apa saja" biasanya mempunyai pandangan yang lebih matang, memiliki kepribadian yang seimbang dan jalan pikiran yang logis.

Memang banyak dokter berpendapat bahwa sifat seseorang pada waktu makan kerap kali menunjukkan kesehatan orang yang bersangkutan.

Makin “rewel" seseorang di meja makan, makin besar kemungkinannya bahwa ia menderita gangguan urat saraf.

Baca Juga : 10 Makanan Anti-Jerawat yang Bikin Kulit Makin Sehat, Salah Satunya Ubi Jalar yang Murah Meriah

Hal ini antara lain telah dibuktikan oleh Dr. Richard Wallen dari Western Reserve University dengan penyelidikannya.

20 macam makanan dihidangkan kepada 2 kelompok anggota angkatan laut.

Kelompok pertama terdiri dari orang-orang “normal" sedangkan kelompok lainnya terdiri dari orang-orang yang hampir dipensiun karena alasan-alasan psikiatris.

Hanya 11% dari kelompok pertama menolak lebih dari 2 macam makanan. Akan tetapi dari kelompok kedua yang menolak lebih dari 2 jenis makanan ada 62%.

Baca Juga : Ini Makanan Anti-Aging Terbaik untuk Setiap Dekade Umur Menurut Dermatologis

Perhatian yang berlebihan terhadap makanan yang dimakan, makan sesuatu karena hal itu “baik untuk kesehatan", juga dapat menjadi tanda gangguan urat saraf.

Seseorang yang secara berlebihan merasa khawatir bahwa makanan yang dimakannya tidak sehat, penuh vitamin, bersih, mudah dicerna, dan sebagainya, biasanya menunjukkan kekhawatiran yang lebih besar terhadap dirinya sendiri serta problem-problem yang dihadapinya dari pada kekhawatiran terhadap makanan yang dimakannya.

Di New York Hospital —Cornel Medical Centre diadakan penyelidikan terhadap 25 orang pasien. 20 orang diantara 25 pasien ini mempunyai kebiasaan untuk makan pada tengah malam.

Baca Juga : Inilah Makanan untuk Otak yang Membantu Kita Tetap Konsentrasi

Semuanya menderita tidak dapat tidur. Dan semuanya menceriterakan bahwa mereka mulai kebiasaan “makan malam dan tidak dapat tidur" ini pada waktu mengalami tekanan batin dalam hidupnya atau mengalami kesulitan dalam usaha mereka.

Tidak seorangpun dari mereka makan pada tengah malam karena lapar.

Mereka makan karena pikiran ruwet menghadapi konflik-konflik yang tidak dapat dipecahkan, persoalan keluarga, rasa cemburu dan perasaan-perasaan lain yang menganggu. (TWA Ambassador).

Artikel ini pernah tayang di Majalah INTISARI edisi Oktober 1973.

Baca Juga : 15 Makanan yang Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh ketika Flu Melanda

Artikel Terkait