Find Us On Social Media :

Menghindari Kematian Karena Kebiasaan Makan yang Tidak Benar dengan Diet

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 28 November 2018 | 20:30 WIB

Kolesterol kemudian menjadi momok yang mereka takuti. Mereka mulai menghindari bahan makanan gurih dan manis, yang dianggap mengandung banyak lemak dan kolesterol, tanpa menyadari bahwa kolesterol dalam jumlah yang pas (sekitar 300 mg/hari), sebenarnya justru diperlukan untuk membentuk empedu, vitamin D, hormon anabolik dan selubung mielin saraf dalam tubuh.

Ada yang baik

Secara garis besar, lemak terdiri atas beberapa fraksi, seperti trigliserida, fosfolipid dan kolesterol. Kolesterol sendiri dapat dibagi menjadi dua jenis.

Jenis HDL (High density lipopiotein) yang kerapatannya tinggi dan jenis LDL (Low density lipoprotein) yang kerapatannya rendah. Jenis HDL mampu melarutkan kolesterol yang sudah mengendap pada dinding pembuluh darah dan kemudian mengangkutnya ke hati.

Baca Juga : Lelah dengan Berat Badan 110 Kg, Ibu Dua Anak Ini Jadi Langsing Setelah Mengikuti Tips Diet dari Facebook

Sedangkan LDL justru membawa kolesterol dari hati dan mengendapkannya pada dinding pembuluh darah. Karena itu, HDL sering disebut kolesterol yang baik, sedang LDL kolesterol yang jahat.

Dalam tubuh orang sehat, kadar HDL dalam darah umumnya sekitar 50 mg%, sedangkan kadar LDL sekitar 150 mg%. Jumlah total kolesterol pada orang sehat lazimnya tidak lebih dari 250 mg%.

Diit pencegah arterosklerosis

Pembatasan kolesterol dalam diit sebetulnya hanya sedikit saja pengaruhnya terhadap usaha penurunan kadar kolesterol dalam darah. Sebab, begitu ada penurunan kolesterol, segera tubuh akan membentuk kolesterol sendiri yang baru.

Baca Juga : Jahe, Bawang Putih, dan Madu: Resep Manjur untuk Kolesterol Tinggi