Find Us On Social Media :

Menghindari Kematian Karena Kebiasaan Makan yang Tidak Benar dengan Diet

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 28 November 2018 | 20:30 WIB

Namun, kalau yang dilakukan itu bukan pembatasan (atau pengurangan) kolesterol, tapi penggantian makan lemak jenuh dengan makan lemak tak jenuh, maka kadar kolesterol darah bisa turun dan penjendalan darah bisa berkurang.

Lemak jenuh berasal dari gajih hewan- berdarah panas. Lemak itu sudah menjendal dalam suhu kamar (27°C). Itulah contoh lemak yang kaya akan lemak jenuh dan kolesterol.

Sebaliknya, lemak tak jenuh berasal dari hewan berdarah dingin (seperti ikan dan kodok) dan minyak nabati: seperti minyak sayur, minyak jagung, minyak kedelai. Lemak ini tetap cair dalam suhu kamar.

Lebih baik mengganti makan lemak tak jenuh daripada membatasi makan lemak jenuh. Sebab, pada hakikatnya membatasi makan lemak jenuh ini juga masih saja makan lemak jenuh.

Baca Juga : Telur Kaya Kolesterol, Lalu Haruskah Orang dengan Kolesterol Tinggi Berhenti Makan Telur?

Apa yang perlu?

Berikut ini petunjuk diet yang dapat dipertimbangkan, khususnya kalau kita sudah berumur lebih dari empat puluh tahun, gemuk dan menghadapi risiko terserang gangguan aterosklerosis, tekanan darah tinggi, dan kencing manis.

Menghindari makanan berlemak jenuh yang tinggi kadar kolesterol jahatnya (LDL), seperti daging kambing, babi, otak, jeroan, kuning telur, santan yang kental.

Sebagai gantinya, makan bahan makanan yang berlemak tak jenuh, yang berasal dari hewan berdarah dingin (seperti ikan dan kodok), dan lebih banyak makan tempe, tahu dan hasil pengolahan kedelai lainnya, seperti susu kedelai, kembang tahu, sebagai sumber protein nabati yang kaya akan lesitin, dan yang antikolesterol.

Baca Juga : Kolesterol Tinggi Gara-gara Makan Enak? Hajar Saja Pakai Seledri!

Makan lebih banyak bahan makanan yang kaya akan serat, seperti biji-bijian, buah dan sayuran. Misalnya dengan jalan memilih beras yang masih ada kulit arinya (seperti beras merah atau beras tumbuk), daripada memilih beras giling.  Kulit ari beras banyak mengandung serat dan vitamin B1.

Cara lain ialah lebih banyak lagi makan sayuran dan buah-buahan segar, seperti misalnya lalap-lalapan dan buah masak-pohon-langsung-santap, karena selain kaya akan serat juga mengandung banyak vitami dan mineral yang masih utuh, belum rusak karena pengolahan dan pemasakan.

Serat berguna untuk mengurangi penyerapan lemak yang berlebihan dan memperlancar buang air besar.

Mengurangi makan hidrat arang murni, dengan jalan tidak terlampau banyak makan bahan makanan yang mengandung gula dan tepung, seperti sirup, selai, kue-kue dan makanan kecil yang manis.

Baca Juga : 10 Gejala Kolesterol Tinggi yang Seharusnya Tidak Pernah Anda Abaikan

Mengurangi makan bahan makanan yang mengandung natrium dan lebih banyak makan bahan makanan yang mengandung kalium.

Bahan yang mengandung natrium antara lain garam dapur, soda kue, bumbu masak, bahan pengawet natriumbenzoat dan natriumsulfit, berikut semua jenis makanan yang dalam pembuatannya dibubuhi terlalu banyak garam, soda kue, bumbu masak dan bahan pengawet.

Semua bahan makanan itu lebih baik direbus atau ditumis daripada digoreng dengan minyak.

Makanan yang kaya akan kalium adalah buah-buahan, sayuran dan air kelapa.

Baca Juga : Manfaat Lidah Buaya: Obat Kanker, Diabetes, hingga Kolesterol

Mengatur komposisi protein, hidrat arang dan lemak yang ideal dalam makanan sehari-hari, dengan jalan tidak makan daging dan lemak secara berlebihan. Bagi orang Indonesia dewasa, komposisi itu ialah protein 12%, hidrat arang 68% dan lemak 20%.

Minum air putih masak dalam jumlah yang cukup (sekitar

2,5-4 l per hari) dan mengurangi minum kopi, teh serta coklat, yang mengandung zat perangsang kafein, teofilin dan teobromin.

Diet saja tentunya tidak cukup. Perlu diusahakan pula beberapa kegiatan penting Iainnya, seperti: hidup tenang menghindari stress, latihan fisik dan olah raga yang memadai, tidak merokok dan minum minuman keras, serta menghindari kebiasaan yang merugikan kesehatan, seperti kurang benstirahat atau tidur berlebihan, makan tidak teratur atau makan terlalu banyak.

Baca Juga : Arief Rivan Meninggal Dunia: Ternyata Kolesterol ‘Baik’ Tak Selalu Baik Untuk Cegah Serangan Jantung