Find Us On Social Media :

Mengapa Warga Catalan Ingin Merdeka dan Bagaimana Tanggapan Spanyol? (Sebuah Pengantar)

By Moh Habib Asyhad, Senin, 2 Oktober 2017 | 18:30 WIB

Tak hanya dirinya, anggota pemerintah Catalunya lainnya juga saat ini menghadapi tindakan hukum atas peran mereka dalam mendorong kemerdekaan wilayahnya.

Jadi, ada kebuntuan?

Pada dasarnya iya. Namun ketegangan meningkat signifikan pada akhir September kemarin setelah perwira Spanish Guardia Civil menggerebek selusinan lokasi pemerintah regional di Barcelona dan menangkap 14 pejabat senior Catalunya.

Polisi juga menyita hampir 10 juta surat suara dan menyita lebih dari 1,5 m selebaran dan poster referendum.

Sementara itu, kementerian dalam negeri telah membatalkan semua cuti untuk Guardia Civil dan polisi nasional yang bertugas mencegah referendum, kontrol terhadap belanja daerah.

Sementara itu, kementerian luar negeri Spanyol juga menyebut orang-orang yang ingin merdeka telah mengadopsi “sikap Nazi” untuk mengintimidasi Walikota Catalunya.

(Baca juga: Haruskah Skotlandian Merdeka dari Inggris)

Bagaimana reaksi Catalunya?

Puigdemont menuduh pemerintah Spanyol secara efektif menangguhkan otonomi daerah dan menyatakan keadaan darurat secara de facto. Sekitar 400 ribu orang turun ke jalan-jalan di Barcenola untuk memprotes penggerebekan tersebut.

Dalam sebuah pidato, Rajoy mengatakan kepada pemerintah Catalunya: “Hentikan eskalasi radikalisme dan ketidaktaatan ini sekali dan selamanya.”

Apa yang terjadi selanjutnya?

Tidak ada yang tahu, akan sejauh mana permainan kucing dan tikus antara pemerintah Spanyol dan Catalunya ini. Kedua belah pihak sama-sama keras kepala; Puigdemont bilang bahwa referendum akan terus berlanjut, sementara Rajoy bersikeras tidak.