Advertorial
Intisari-Online.com -“Perjalanan mewah Anda adalah kesengsaraan saya setiap hari.”
“Para turis, pulanglah!”
Itulah beberapa kalimat yang ditemukan menempel di dinding-dinding di beberapa sudut kota-kota Spanyol.
(Baca juga:Menikmati Barcelona di Atas Sepeda)
Pekan lalu, sebuah kelompok anarkiSpanyol menyebut industri perjalanan telah menghancurkan Barcelona dan Kepulauan Balearic—dan Spanyol secara umum.
Mereka juga bersumpah akan melakukan tindakan langsung.
Tindakan langsung itu akhirnya termanifestasi dalam bentuk coretan-coretan yang tersebar di beberapa kota di Spanyol—yang sangat populer di kalangan turis Inggris.
Tak hanya itu, mereka juga mencegat bus yang membawa rombotan turis asal Inggris. Selain mengempeskan ban, kelompok itu juga memenuhi jendela bus itu dengan sloga-loga antituris.
Menurut laporan Times, kelompok yang sama—yang menakan diri dengan Arran—juga meledakkan ban motor yang disewa oleh para turis, selain menghancurkan jendela sebuah hotel bintang lima.
(Baca juga:Brilian, Pelancong Ini Punya Cara Unik Menghindari Kehilangan Bagasi di Bandara)
Di Palma de Majorca, kelompok ini juga menyalakan bom asap serta memecahkan jendela restoran yang kemudian ditutup dengan aksi membentangkan spanduk bertuliskan “Pariwasata membunuh Majorca”.
Laura Flores (24), salah satu pemimpin Arran, kepada Times mengatakan bahwa mereka tidak bisa mengontrol serangan-serangan itu.
“Akan lebih banyak lagi serangan di masa yang akan datang,” ujarnya.
Noel Josephides, ketua asosiasi operator jalan-jalan Abta, mengatakan bahwa ini semacam “panggilan bangun tidur” bagi pemerintah daerah yang dianggap telah abai terhadap kepadatan penduduk yang berlebihan.
Meski demikian, ia tidak menjelaskan secara terperinci apa hubungan antara kepadatan penduduk dengan aksi antituris ini.
Arran didirikan pada 2012 lalu. Tujuan utamanya adalah kemerdekaan Catalan serta mengakhiri sistem kapitalis dan ketidakadilan global.
(Baca juga:Belajar Industri Pariwisata dari Negara dengan Industri Pariwisata Terkuat di Dunia)
Soal aksi antituris ini, para pendukung Arran menolak bahwa mereka mengidap fobia-turis.
Mereka hanya menolak “kapitalisasi aset kolektif, seperti lingkungan alam dan sosial, tanpa imbalan apa pun.”
Aksi ini juga sudah mendapat perhatian khusus dari Dinas Luar Negeri dan Persemakmuran.
“Kami memantau situasi dan sedang menjalin kontak dengan otoritas setempat,” ujar juru bicara dinas bersangkutan.