Advertorial
Intisari-Online.com – Belum lama ini dua serangan teroris secara beruntun terjadi di Spanyol. Yang pertama di kawasan Las Ramblas, Barcelona, yang padat wisatawan. Delapan jam kemudian kejadian yang mirip terjadi di kawasan wisata pantai di Cambrils, sekitar 110 km barat daya Barcelona.
Serangan pertama yang menggunakan mobil berkecepatan tinggi sambil zig-zag untuk menabrak kerumunan orang menewaskan sedikitnya 13 orang dan mencederai lebih dari 100 orang. Sedangkan pada serangan kedua, seorang perempuan meninggal setelah menderita cedera dan enam lainya -termasuk seorang polisi- cedera.
Serangan teroris terakhir di Spanyol adalah tahun 2004 ketika para militan yang terinspirasi Al-Qaida mengebom beberapa kereta api di ibu kota Madrid dan menewaskan 191 orang. Setelah itu kondisinya aman.
Berbeda dengan negara tetangga seperti di Prancis, Inggris, Jerman, dan Belgia.
Prancis misalnya, sejak 2015 seperti langganan tempat beraksinya teroris. Dimulai pada 7-9 Januari 2015, ketika dua pria bersenjatakan senapan Kalashnikov menyerang kantor tabloid satir Charlie Hebdo di ibu kota Paris. Sedikitnya 12 orang tewas.
(Baca juga:Ancaman Terorisme Model Buru Menurut Bill Gates)
Dalam catatan AFP, tahun 2015 terjadi tujuh aksi terorisme. Setahun kemudian turun menjadi empat aksi. Sedangkan di tahun 2017 ini sudah terjadi empat aksi.
Spanyol dipilih karena beberapa alasan. Negara ini merupakan salah satu tujuan wisata yang populer di Eropa.
Kelompok yang menamakan diri Negara Islam di Suriah dan Irak atau ISIS - lewat situs Amaq - sudah menyatakan berada di belakang serangan Las Ramblas dan tentara ISIS yang melakukannya.
Namun kelompok jihadis itu tidak memberikan bukti maupun rincian untuk mendukung pernyataan mereka.
Dalam pernyataannya, ISIS mengatakan serangan dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk melawan negara-negara yang terlibat dalam koalisi anti-ISIS pimpinan Amerika Serikat.
(Baca juga:Rencana Deportasi WNI Terafiliasi ISIS: Bena)rkah 'Mantan' Anggota ISIS Bisa Insaf?)
Beberapa ratus tentara Spanyol berada di Irak, melatih pasukan setempat dalam perang menghadapi kelompok militan Sunni.
Jumlah operasi yang dilancarkan atas para jihadis meningkat secara pesat sejak Spanyol menaikkan siaga teror menjadi empat - dalam skala lima tingkat - pada Juni 2015.
Pada siaga teror tingkat empat, maka artinya ada 'risiko tinggi' serangan teror.
Sebelum serangan di Las Ramblas, 52 tersangka jihadis ditangkap sepanjang tahun ini, sementara 69 jihadis ditangkap tahun lalu dan 75 jihadis sepanjang 2015, seperti dilaporkan El Pais.
Pengamanan dan pengawasan di Spanyol juga ditingkatkan setelah serangan mobil Juli 2016 di kota Nice, Prancis, dan di ibukota Jerman, Berlin, pada Desember 2016. (*)
(Baca juga:Tentara ISIS yang Tertangkap: "Saya Telah Memperkosa Lebih dari 200 Perempuan Irak")