Find Us On Social Media :

Bagaimana Reaksi Luar Negeri terhadap Geger G30S?

By Moh Habib Asyhad, Sabtu, 23 September 2017 | 19:00 WIB

Baik Uni Soviet dan terlebih-lebih lagi RRC lewat pers-nya melancarkan kecaman-kecaman kepada Orde Baru dan mendukung suara “G-30-S”.

Hal itu oleh masyarakat Indonesia dianggap “masuk akal” bagi sikap Komunis dunia, yang kawan-kawannya sepaham dipatahkan kekuasaannya di Indonesia.

Mengenai ulasan-ulasan di negeri-negeri yang sistem sosial-politiknya liberal, misalnya negeri-negeri Barat, pada umumnya orang Indonesia tidak begitu tahu.

Bahkan ada asumsi umum, bahwa tentunya orang Barat senang dengan perkembangan di Indonesia, karena setidak-tidaknya Republik Indonesia, yang berpolitik bebas-aktif tidak seberapa merugikan mereka seperti Republik Indonesia yang membebek politik luar negeri RRC.

Maksud karangan ini ialah, untuk memberikan suara pandangan yang sangat umum mengenai pelbagai variasi di dalam ulasan-ulasan orang Barat mengenai “G-30-S”.

Ulasan-ulasan yang positif

Perlu diterangkan terlebih dulu, bahwa bukan maksud karangan ini untuk juga menyinggung ulasan-ulasan di dalam pers maupun oleh kalangan politik di negeri-negeri tersebut.

Tujuan karangan ini hanyalah memberikan  “survei" selintas pandang mengenai ulasan-ulasan yang dibuat oleh wartawan maupun sarjana yang sedikit-banyak ahli tentang Indonesia, artinya orang-orang yang seharusnya kenal Indonesia karena studi yang pernah dibuatnya.

Jika kita mulai dengan ulasan-ulasan yang positif, hal itu secara kronologis sesungguhnya agak terbalik, karena karangan-karangan yang negatiflah yang terlebih dulu ditulis, betapapun ini mengherankan kebanyakan kalangan kita.

Ukuran positif dan negatif sesungguhnya relatif pula, karena tidak ada karangan yang seratus persen sesuai dengan pendapat kita, dan memang hal itu tidak mungkin, karena subjektivitas kelompok orang Barat tentu lain dengan subjektivitas kelompok orang Indonesia.

Persamaan positif-negatif terutama didasarkan atas sikap para pengulas itu terhadap Orde Baru, yang menurut kenyataannya merupakan kontinuitas sejarah dari peristiwa “G-30-S”.