Dari daratan Afrika euphorbia yang termasuk keluarga Euphorbiaceae itu kemudian menyebar ke penjuru dunia.
la pun lalu dikenal dengan berbagai nama, seperti chin lin hwa di Taiwan, pak sien hwa di Cina, atau bunga dewa di Indonesia.
Kini sudah ada sekitar 2.000 spesies euphorbia di dunia, mulai dari yang berupa tanaman rumput hingga pohon. Seluruhnya selalu bergetah dan memiliki struktur bunga yang khas.
Bentuk batangnya lurus ke atas dengan ranting-ranting kecil dari batang terendah. Di antara dedaunan yang berbentuk lonjong, muncul dompolan bunga dengan warna-warna yang menarik hati.
Merah, kuning, dan pink. Di Bloomfield Nursery, Bogor, warna-warna yang ditawarkan lebih beragam, seperti putih dengan semburat merah muda, ungu muda, hijau bercorak putih, kuning muda bebercak merah, ungu muda bebercak tipis warna putih, dan sebagainya.
Sebetulnya, ada dua macam euphorbia jika dilihat dari bentuk bunganya: kecil dan besar. Besar-kecilnya bunga bisa dilihat pada daunnya. Bila daunnya kecil, maka jenis bunganya pun kecil.
Yang juga unik dari bunga euphorbia yaitu lamanya bunga memamerkan keindahannya.
"Rata-rata sembilan bulan lamanya. Yang berwarna kuning malah bisa setahun," jelas Awang, salah seorang petani dari An-Nisa Nursery, di kawasan Rawabelong, Jakarta Barat.
Setelah lewat masa berbunga, masih ada keunikan lain. "Perlahan-lahan bunga menjadi daun," kata Lina, petani euphorbia di kawasan Kebayoranlama, Jakarta Barat.
Bayangkan, dari beraneka warna bunga berubah diri baik bentuk maupun warna.
Dengan keunikan dan klaim keberuntungan, saat ini euphorbia masuk tiga besar tanaman hias yang diburu peminat. Di beberapa tempat persemaian yang menjual beragam tanaman hias, euphorbia menjadi primadona.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR