(Baca juga: Kepala Pundak Lutut Kaki dalam Kama Sutra)
Kama Sutra, oleh sebab itu, menyentuh keseluruhan hidup manusia.
Tidak heran bila leluhur kita yang hidup dalam wilayah peradaban Sindhu, Hindu, Indies, Indo, Hindia, India, atau apa pun sebutannya, menerima kama (nafsu) sebagai an integral part of life, bagian tak terpisahkan dari hidup manusia.
Lalu, disusunlah sutra (pedoman) yang berkaitan dengannya sebagai sesuatu yang suci.
Bagi kita yang tinggal dalam wilayah peradaban itu, Kama Sutra adalah "kitab suci".
Dalam pengertiannya secara generik, Kama Sutra bukanlah milik sebuah negara yang kita sebut India.
(Baca juga: Keajaiban Kama Sutra Tidak Semata Soal Posisi Seks)
Namun, milik keseluruhan wilayah peradaban, yang oleh para pedagang dari Timur Tengah zaman dahulu disebut Hindustan.
Wilayah luas yang mencakup Gandhaar (sekarang Qandahar dan merupakan bagian dari Afghanistan) hingga perbatasan Astraalaya (sekarang Australia) betul-betul merupakan wilayah peradaban, dan bukan sebuah negara atau imperium.
Negara-negara yang ada di wilayah peradaban ini bebas, merdeka, termasuk Kepulauan Nusantara.
Maka, tidak heran pula bila di Jawa dan Bali masih bisa ditemukan lontar-lontar kuno yang bicara tentang kama.
Secara kolektif lontar-lontar itu pun dapat disebut Kama Sutra.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR