Modifikasi yang dilaksanakan Israel antara lain menambahkan perangkat pembawa bom seperti outer wing rack, sistem pengereman double dics break, memanjangkan tail pipe sehingga bisa mengurangi panas buangan bahan bakar dan sulit dilacak oleh rudal pencari panas, mengganti sistem pengereman pesawat dengan parasut yang lebih andal (drug chute), memasang senjata berkemampuan lebih besar DEFA 552 Gun kaliber 30 mm, mengubah sistem air refueling probe, mengubah chaff dan dispenser roket, dan lainnya.
(Baca juga: Sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB, China Diminta Indonesia untuk Menekan Israel Terkait Masjid Al-Aqsa)
Ketika dikirim ke Indonesia, A-4 yang didatangkan langsung dari Israel umumnya memiliki kualifikasi seperti itu.
Demi kelancaran operasi yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi di Indonesia, TNI-AU masih melaksanakan modifikasi A-4 Israel.
Modifikasi yang dilakukan antara lain mencakup pemasangan kamera pengintai VICON 70, radio komunikasi yang frekuensinya standar TNI ARC 182 (VHF-UHF-AM-FM), Doppler antena, TANS Computer, sistem pemandu senjata WDNS, pembidik senjata Feranti Gun Sight, dan penambahan persenjataan Front Mounting Gun.
Semua modifikasi yang dikerjakan TNI AU terbukti berhasil sewaktu melaksanakan uji coba baik saat pengeboman maupun penembakan sasaran.
Setelah masa operasional A-4 Skyhawk TNI AU usai, semua pesawat masuk museum dan sejumlah di antaranya dipajang sebagai monumen.
Beberapa Skyhawk yang dimasukkan ke museum bahkan masih dalam kondisi bagus dan bisa diterbangkan.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR