Lampu lava dan beragam mainan di sana-sini membuat suasana di kantor menjadi ceria.
Delapan puluh lima karyawan memang dipaksa bekerja keras, namun mereka juga diperlakukan seperti keluarga sendiri. Makan gratis, minuman kesehatan cuma-cuma, dan cemilan berlimpah.
Ada juga layanan binatu, penata rambut, doker umum dan dokter gigi, pencucian mobil, kebugaran lengkap, tukang pijat, dan belakangan penitipan anak.
Sedangkan fasilitas outdoor yang tersedia, antara lain lapangan voli pantai, futsal, sepatu roda. Pendek kata, tak perlu keluar jauh dari kantor jika ingin menghibur diri dari penatnya kerja.
Beda dengan kebanyakan perusahaan yang melarang karyawannya melakukan "pekerjaan sampingan" (sehingga mereka bekerja sembunyi-sembunyi, agar tidak ketahuan bosnya).
Di Google, karyawan punya jatah waktu 20% dalam seminggu untuk mengerjakan apa pun yang mereka sukai.
Jika diterjemahkan, 20% itu sama dengan satu hari kerja (dari total lima hari kerja). Hal ini digagas Brin dan Page, agar orang-orang cerdasnya tetap termotivasi untuk membuat terobosan-terobosan.
Memang beda kalau orang jenius.
Baca Juga : 5 Kesalahan Terbesar Google Maps yang Pernah Terjadi, Bahkan Sampai Sebabkan 2 Negara Berselisih!
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR