Advertorial
Intisari-online.com - Mungkin saat ini bercakap-cakap dengan robot bukanlah hal yang aneh dan hampir semua orang bisa melakukannya.
Hal ini dikarenakan mesin otomatis yang menjadi assisten pribadi berbasis smartphone telah dikembangkan dalam wujud operator sistem di ponsel cerdas seperti Android dan iOS.
Seperti Google Assistant dan Siri iOS.
Namun sebelum penemuan ini, pada tahun 1846, ada sebuah mesin yang bisa mereduplikasi suara manusia sudah diciptakan.
Mesin tersebut bernama Euphonia.
Namun bukannya terkesan mewah dan canggih, mesin ini justru terlihat menyeramkan dengan tampilan kepala yang digantung di mesin tersebut.
Penemuan tersebut diperkenalkan pada tahun 1946 di Balai Agung Mesir di London tahun 1846 oleh Joseph Faber.
Untuk berbicara dengan Euphonia juga tidak mudah.
Pengunjung akan dibawa ke ruang belakang yang terlihat remang-remang, untuk berbicara dengan Euphonia.
Namun, teknologi ini tak secanggih yang mungkin Anda kira, seperti Google Assistant yang di desain sedemikian rupa dengan otomatis dapat mengeluarkan suara manusia.
Euphonia harus dikendalikan untuk menghasilkan suara manusianya.
Eufonia bekerja dengan empat belas tuts piano mengendalikan artikulasi rahang, bibir, dan lidah Euphonia. Sementara peran paru-paru dan laring dilakukan oleh dua orang bernama bellow dan buluh gading.
Baca Juga :Asyik Berlibur, Bocah Tak Sengaja Temukan Pedang Legendaris Excalibur Milik Raja Arthur
Operator bisa menyesuaikan nada dan aksen pidato Euphonia dengan memutar sekrup kecil atau memasukkan tabung ke hidungnya.
Dilaporkan bahwa Faber membutuhkan waktu tujuh tahun untuk membuat mesinnya mengucapkan huruf dengan benar.
Euphonia sendiri adalah penemuan Faber dari 25 tahun penelitiannya dan rekayasa yang sangat unik dan langka.
Paling mencengangkan dari mesin ini adalah pada pertunjukan perdananya di london, para penonton waktu itu diminta untuk mengucapkan apa saja agar ditirukan Euphonia.
Bahkan para penonton waktu itu menginginkan Euphoneia mengucapkan kata-kata apapun dalam bahasa Eropa.
Namun, nahas Euphonia dan Faber berakhir tragis, karena setelah pameran tersebut tidak ada kemajuan teknologi dan ketika iamelanjutkan tur ke provinsi Inggris dengan Euphonia, di daerah pedesaan ia kurang dihargai.
Karena frustasi, Faber menghancurkan Euphonia sebelumnya akhirnya ia bunuh diri. (Afif Khoirul M)
Baca Juga :Inilah Kisah Lain dari Dyah Putri Utami, Pengantin Baru yang Tuliskan 'Suamiku Selamat Jalan'