Tulisan Mossberg membuat Brin dan Page terkejut. "Sepintas lalu masalah ini mengerikan, padahal tidak. Iklan yang muncul berkolerasi dengan pesan yang sedang Anda baca. Kami tidak menyimpan surat Anda, menggali isinya atau berbuat apa pun semacam itu. Dan tak ada informasi yang kami bocorkan ke luar. Yang kami lakukan hanya menyisipkan iklan. Prosesnya otomatis. Tak ada orang yang melihat. Maka menurut saya, kami tidak melanggar hak kerahasiaan pribadi," balas Brin.
Baca Juga : Pengguna Ponsel Android Wajib Waspada! Selama Ini Google Mengumpulkan Data-data 'Privasi' Penggunanya
Belakangan, ketika para pengritik Brin dan Page mulai mencoba Gmail, suara-suara sumbang mulai reda.
Para jurnalis bahkan memuji Gmail, karena untuk pertama kalinya mereka dapat menemukan e-mail lama dengan mudah, semudah melakukan pencarian di Google.com.
Sekali lagi, Brin dan Page membuktikan, mereka memang jenius.
Karyawan jadi aset utama
Baca Juga : Tak Harus Miliki Gelar Sarjana, Google hingga Apple Buka Lowongan yang Utamakan Skill
Brin dan Page menempatkan karyawan - kebanyakan programmer - sebagai aset perusahaan yang paling berharga.
Untuk mendukung munculnya kreativitas, keduanya selalu mencoba menciptakan suasana kerja nan menyenangkan, di kantor pusat mereka di Mountain View.
Di tengah kesibukan, para karyawan masih sempat bermain biliar dan menikmati cemilan.
Brin dan Page berani mengeluarkan dana berapa pun untuk menciptakan kultur yang tepat di Googleplex, markas Google.
Baca Juga : Mengenal 'Alat Ajaib' di Balik Google Street View yang Biasa Kita Lihat
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR