Baca Juga : Pada Suatu Masa, Jumlah Wanita Pernah 17 Kali Lipat dari Jumlah Pria, Ini Waktu dan Penjelasannya
Sebelumnya, Zahra dirawat di pusat kesehatan. Namun ketika kembali ke rumahnya, kondisinya semakin buruk.
Tanpa uang, orangtuanya tidak mampu menyewa mobil atau sepeda motor membawa Zahra kembali ke klinik.
Padahal menurut Mekkiya Mahdi, kepala pusat kesehatan, jika mereka tidak membawa Zahra kembali ke klinik, Zahra bisa meninggal dunia.
"Kami berada di abad 21, tetapi karena perang, kondisinya jadi seperti ini,” kata Mahdi.
Setelah Mahdi berkeliling desa dan melihat semua orang hidup dari pasta daun, dia mengaku shock.
"Ketika saya pulang dan saya tidak bisa memasukkan makanan ke mulut saya. Saya sangat terpukul melihat kondisi mereka.”
Kelaparan yang semakin memburuk di Aslam adalah tanda kesenjangan dalam sistem bantuan internasional yang sudah kewalahan dan di bawah tekanan dari pemerintah setempat.
Baca Juga : Hewan dengan Berat Setengah Ton dan Telur Raksasa Ini Pernah Hidup Berdampingan dengan Manusia
Akibatnya satu-satunya bantuan yang di dapat adalah dari rakyat Yaman sendiri atau kematian karena kelaparan akan meluas di negara lain.
Dalam enam bulan pertama tahun ini, provinsi Hajjah, di mana Aslam berada, mencatat ada 17.000 kasus kekurangan gizi akut parah, lebih tinggi daripada dalam catatan setahun penuh, kata Walid al-Shamshan, kepala bagian gizi Kementerian Kesehatan di provinsi itu.
Anak-anak yang kekurangan gizi yang sebelumnya dirawat kembali ke klinik dalam kondisi yang lebih buruk, jika mereka berhasil kembali.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR