Hanya umat dan masyarakat yang sudah membeli lampion yang diperbolehkan masuk area penerbangan di pelataran Aksobya Candi Borobudur. Pengunjung membayar Rp100.000 per lampion untuk 4 orang. Yang lain hanya boleh melihat di luar area.
Ketua Umum Sangha Theravada Indonesia Bikkhu Subhapanno Mahathera menuturkan bahwa perayaan Waisak 2561 BE Tahun 2017 mengangkat tema "Cinta Kasih Penjaga Kebinekaan".
(Baca juga: Kisah Masa Kecil Buddha)
Menurut Subhapanno, cinta kasih adalah suatu kekuatan untuk memelihara menyatukan umat manusia, khususnya di Indonesia, dalam sebuah keberagaman yang sesungguhnya.
"Pikiran cinta kasih yang dikembangkan, memiliki kekuatan magnetis, yang dapat memoengaruhi dan menarik simpati orang lain," ujarnya.
Ia mengatakan, dengan cinta kasih, terciptalah kebahagiaan hidup, kehidupan menjadi lebih cerah dan lebih luhur.
Cinta kasih merupakan suatu pengharapan kesejahteraan dan kedamaian lahir batin, bagi semua makhluk hidup, tanpa adanya sekat apapun. Hal terpenting adalah menerima perbedaan karena merupakan kebutuhan bersama.
"Perbedaan yang ada, bukanlah penghalang untuk hidup dalam persaudaraan dan persatuan. Selama ini, persaudaraan retak karena disebabkan perbedaan yang dipermasalahkan," ujarnya.
(Ika Fitriana)
Artikel ini sudah dimuat di kompas.com dengan judul “Sambut Detik-detik Waisak, 1.999 Lampion Terbang di Langit Borobudur”.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR