Inilah Tiga Peristiwa Penting yang Melatarbelakangi Hari Raya Waisak

Monalisa Darwin D

Editor

Selamat Waisak, Umat Buddha!
Selamat Waisak, Umat Buddha!

Intisari-Online.com - Seperti yang kita tahu, Waisak menjadi salah satu hari raya yang diperingati umat Buddha di seluruh pelosok dunia. Waisak pun telah ditetapkan sebagai hari libur nasional dan tahun 2017 ini, hari Waisak yang ke-2561tepat jatuh di tanggal 11 Mei, hari ini. Selamat Waisak, untuk semua umat Buddha!

Perayaan Waisak juga tidak lepas hubungannya dari bulan purnama. Mengapa demikian? Kita lihat sekilas mengenai bagaimana munculnya hari Waisak yang kemudian dirayakan umat Buddha setiap tahunnya.

(Baca juga: Penyemayaman Air Berkah di Candi Mendut Menjadi Awal Perayaan Waisak)

Ada tiga peristiwa penting yang melatarbelakangi hari raya Waisak, yang pertama adalah kelahiran Pangeran Sidharta Gautama, yang kedua adalah ketika Pangeran Sidharta kemudian menjadi seorang Buddha, dan terakhir adalah Pangeran Sidharta yang meninggal atau disebut mengalami mahaparini bana serta hal itu terjadi tepat pada bulan purnama atau yang disebut purnamasidi.

Dengan begitu, hari raya nasional agama Buddha ini adalah memperingati kelahiran, penerangan, dan kemarian Pangeran Sidharta Gautama. Hari Waisak juga biasanya jatuh di antara bulan Mei hingga Juni.

(Baca juga: Waisak 2016: Banyak Wisatawan yang Belum Memahami Candi Borobudur Sebagai Tempat Ibadah)

Pusat perayaan hari Waisak tiap tahun digelar di Candi Mendut dan Candi Borobudur, Magelang. Semua umat Buddha dari berbagai wilayah di Indonesia berkumpul dan berdoa bersama merayakan hari Waisak. Salah satu acara yang paling ditunggu adalah pelepasan lampion ke udara secara serentak di tengah malam yang dilakukan umat yang hadir di Candi Borobudur. Lampion-lampion yang bertaburan di langit ditambah dengan terangnya bulan purnama, biasanya menjadi pemandangan apik di hari Waisak.

Sekali lagi, selamat hari Waisak, umat Buddha!

Artikel Terkait