Setiap pemberian dimasukkan ke katalog, disimpan dan dipelihara. Dengan mudah benda-benda itu bisa dicari kembali kalau diperlukan, yaitu kalau pemberi hadiah menginap di rumah ratu. Pada kesempatan itu, hadiah itu ditaruh di tempat yang terhormat.
Baca juga: Jika Sedang Makan Sendirian, Ratu Elizabeth II Bisa Makan Sambil Mengisi TTS
Ketika Ratu Elizabeth melawat ke negara-negara, teluk di Timur Tengah tahun 1979, penguasa-penguasa Arab memberinya perhiasan dan hiasan senilai lebih dari satu juta ponsterling.
Ketika bertemu dengan Paus, ratu dihadiahi naskah bergambar buatan Dante yang harganya tidak bisa dinilai dengan uang.
Kadang-kadang ratu membuat perkecualian dengan menerima hadiah kecil dari umum.
Seorang pensiunan karyawan kantor pos, Walter Pagel, yang menernakkan burung kenari di Hannover, Jerman Barat, ingin mengirim burung kenarinya yang menang perlombaan kepada ratu.
Baca juga: Rupanya Ratu Elizabeth II Pelit dalam Memberi Hadiah, Bahkan Untuk Anggota Keluarganya Sendiri
Pejabat-pejabat Jerman berkata, "Mana mau ratu menerima hadiah yang tidak patut itu?"
Namun pensiunan itu tidak mau percaya begitu saja. Ia mengirim surat kepada ratu, menawarkan burung kenarinya "sebagai tanda persahabatan kita." Surat dari Kepala Rumah Tangga Istana memberi tahu Walter Pagel bahwa ratu bersedia menerima hadiahnya.
Heather Davis yang berumur sepuluh tahun dan berumah di Castlefofd, Yorkshire, memiliki kucing bernama Tiddles. Ketika kucingnya melahirkan dua ekor anak, ia disarankan untuk "mencoba menemukan rumah yang baik bagi kucing-kucing itu".
Anak perempijan itu berpikir Istana Buckingham merupakan rumah yang baik.
Jadi ia pun menulis surat kepada ratu, menawarkan anak-anak kucingnya. Salah seorang dayang ratu menulis surat yang manis sebagai balasan. "Menyesal sekali", tulisnya, ratu tidak bisa menerima tawaranmu yang baik itu". (Graham Payoe – Intisari Juni 1984)
Baca juga: Ratu Elizabeth II Melotot Ketika Putri Diana Memilih Cincin Pertunangannya dengan Pangeran Charles
Source | : | Intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR