Dalam kumpulan Lat With a Punch (1988), Lat menyindir perilaku orang Malaysia yang sesama urang awak saling berbicara dalam bahasa Inggris, melalui pertanyaan lugu seorang pelayan hotel di Jakarta.
Bahkan sebetulnya kartun yang terhubungkan ke Indonesia itu hanya segelintir dibandingkan dengan kartun sarkastis tentang Malaysia.
Tentang pertetanggaan Malaysia dan Indonesia sendiri, meski bisa teracu pula ke negara-negara ASEAN yang lain, oleh kartunis Reggie dalam kumpulan Good Morning Malaysia digamdigambarkan seperti.
Teori humor bukan hanya teori superioritas yang kurang produktif itu, karena terdapat juga teori keganjilan, ia mengungkap yang aneh dan tidak umum.
Sudut pandang kartun redaksional {editorial cartoon) adalah menangkap gejala aneh dan umum ini bukan sekadar untuk memancing tawa, tetapi sebagai kritik sosial untuk memperbaikinya.
Jadi, janganlah terlalu cepat marah kepada kartunis, di Malaysia atau Indonesia, jika ada karya kartun yang menohok, karena gejala umum di antara khalayak itulah yang disaksikannya, sebelum dia ungkapkan kembali sebagai guyonan.
Kartunis hanyalah medium, tempat segala kutipan dari berbagai wacana berjuang dalam penafsiran pembaca.
Mengungkapkan kembali memang jadi tugasnya.
--
Tulisan ini pernah dimuat di majalah Intisari edisi November 2009 dengan judul asli Citra Indonesia dalam Kartun Malaysia.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR