Mulai dari Penyelundup dan Pengirim Asap, Inilah Citra Indonesia dalam Kartun Malaysia

Ade Sulaeman

Editor

Soeharto dalam busana Jawa. Kartun kedatangan Presiden AS Ronald Reagan di Bali.
Soeharto dalam busana Jawa. Kartun kedatangan Presiden AS Ronald Reagan di Bali.

Intisari-Online.com -

Oleh Seno Gumira Ajidarma

--

Di antara para kartunis Malaysia, yang paling terkenal sampai ke Indonesia adalah Lat.

Maka menarik untuk menengok karya-karyanya terlebih dahulu, dan ternyata memang terdapat seiumlah kartun yang menunjukkan sudut pandang Malaysia terhadap Indonesia.

Dalam kartun yang termuat pada kumpulan Entahlah Mak...! (1985) ini tergambar jajaran pejabat dengan busana bangsawan Melayu, menghadapi sosok pesakitan

yang sangat dikenal dalam kebudayaan Jawa karena kostumnya, yakni Gatotkaca.

Namun sosok ini tidak disebutkan sebagai superhero wayang yang bisa terbang tersebut, melainkan "penyelundup kretek dan pembantu rumah" sahaja (Gambar 2).

Gatotkaca sebagai pesakitan di Tanah Melayu.
Baca Juga: Yang Punya Lahan Indonesia, Mengapa Justru Perkebunan Sawit di Indonesia Justru Lebih Banyak Dikuasai Oleh Malaysia, Rupanya Ini Penyebabnya

Jadi rupanya rokok kretek dengan harum cengkeh sangat populer dan menguasai pasar Malaysia, sehingga tenaga kerja pembantu rumah tangga pernah terpergok menyelundupkannya.

Itu dari yang tersurat, sedangkan dari yang tersirat: Indonesia adalah Jawa.

Untuk ini tentu perlu bukti lain. Jadi kita tengok kartun lain, dari kumpulan Lat at Large (1999), yang tentunya dipublikasikan menjelang Reformasi 1998, ketika Soeharto "terpilih" kembali sebagai presiden, tetapi yang kemudian disusul gelombang demonstrasi itu.

Digambarkan bahwa Soeharto yang melanjutkan masa jabatannya menari dengan kostum Gatotkaca juga.

Soeharto menari setelah
Mungkin maksudnya ia "terbang dengan senang". Tentu menarik dipertanyakan, apakah Indonesia dianggap Jawa karena Soeharto menjadi presiden dalam waktu yang (terlalu) lama?

Setidaknya, masih berhubungan dengan masa peralihan Mei 1998, Habibie yang hanya sebentar memegang jabatan itu, digambarkan tanpa unsur kedaerahan sama sekali oleh kartunis M.Desa dalam kumpulan The Good, the Bad, and the Ugly (2001).

Persepsi Malaysia tentang Indonesia juga jelas di sini. Negeri mereka tidak begitu rusuh seperti di Indonesia saat itu, ketika Habibie menyatakan "prihatin" atas keadaan Malaysia.

Baca Juga: Pantas Saja Harga Minyak Goreng di Indonesia Makin Mahal, Meski Indonesia Jadi Negara Penghasil Sawit Terbesar di Dunia, Rupanya Harganya Sudah Diatur Malaysia, Kok Gitu?

Presiden B.J. Habibie juga
Jika menengok kartun Lat and Gang (1994), tentang kedatangan presiden Amerika Serikat Ronald Reagan di Bali tahun 1986, tampak Soeharto menyambut lagi-lagi dengan pakaian Jawa.

Soeharto dalam busana Jawa. Kartun kedatangan Presiden AS Ronald Reagan di Bali.
Mengingat kartun ini lebih "menyerang" paranoia Amerika Serikat, karena Reagan pernah tertembak, persepsi tentang kejawaan Soeharto yang menyeruak seolah-olah seperti keindonesiaan itu sendiri, terbukti sangatlah kuat.

Baca Juga: Jadi Bukti Kebesaran Majapahit Pernah Taklukkan Negeri Jiran, Terkuak Inilah Jejak-Jejak Kerajaan Majapahit yang Pernah Ditemukan di Malaysia

--

Tulisan ini pernah dimuat di majalah Intisari edisi November 2009 dengan judul asli Citra Indonesia dalam Kartun Malaysia.

Artikel Terkait