Hal ini ditegaskan dalam catatan paling awal tentang kelahiran sang penguasa.
Baca Juga: Ampuh Luluh Lantakan Dinding Beton, Inilah Senjata Mengerikan Nazi, Beratnya 1.350 Ton
Dalam dokumen abad ke-10 The Suda, sebuah ensiklopedia sejarah Bizantium-Yunani, menyebut nama prosedur ini memang terinspirasi dari Julius Caesar.
"Para kaisar Romawi menerima nama ini dari Julius Caesar, yang tidak lahir. Karena ketika ibunya meninggal pada bulan kesembilan, mereka membukanya (perut sang ibu), membawanya keluar, dan menamainya demikian; karena sayatan dalam bahasa Romawi adalah 'Caesar'," tulis dokumen tersebut.
Sayangnya, beberapa ahli menyebut hal itu mitos belaka.
Nama prosedur ini bukan dari bahasa Romawi, melainkan Latin 'caedare' berarti memotong.
Baca Juga: 6 Foto Mengerikan yang Pernah Tertangkap Oleh Kamera 'Drone'
Bukti yang menguatkan hal tersebut hanya mitos adalah kisah Aurelia, ibu Julius.
Dia diyakini masih hidup ketika penguasa besar itu beranjak dewasa.
Ini menegaskan kisah Julius Caesar di atas hanya sekedar mitos.
Pasalnya, pada masa sebelum Caesar berkuasa (sekitar tahun 700 sebelum masehi), prosedur ini telah dikenal.
Baca Juga: Nyai Roro Kidul, Sang Ratu Demit yang Dipercaya Benar-benar Ada, Bukan Dalam Alam Khayal Semata
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR