Pemotretan dari menara
Komunikasi bahasa merupakan suatu hal yang cukup menyulitkan. Sebenarnya dengan teman sejawat faktor bahasa tidak menjadi persoalan tetapi dengan para penggali di mana kiita berhubungan langsung sepanjang hari kami terpaksa harus memakai bahasa Hindi atau kalau macet pakai bahasa isyarat.
Baca juga: Taman Ini Dilengkapi Fitur Arkeologis Abad Pertengahan
Kami hanya faham bahasa Hindi beberapa patah saja, untung saja Han cepat menguasai bahasa Hindi sehingga ia sering kami pergunakan sebagai penghubung.
Para mahasiswa dibagi dalam delapan grup dan kami bertiga mendapat tugas yang terpisah. Pengalaman mengikuti penggalian ini banyak sekoli manfaatnya. Kami pernah mengikuti penggalian di Gilimanuk (Bali) pada tahun 1964 dibawah pimpinan Drs. R.P. Sujono karena daerah penggalian adalah site prasejarah.
Ternyata tugas kami di Gilimanuk waktu itu jauh lebih berat jika dibandingkan dengan tugas kami di Purana Qila. Soalnya kalau kami melakukan penggalian di Indonesia biasanya segalanya dikerjakan sendiri seperti: mengukur, menggambar, ngangkut tanah, motret dan membuat laporan.
Di Purana Qila pembagian kerja lebih teratur. Pemotretan dikerjakan oleh Foto Section, kami hanya diberi kursus sekedarnya bagaimana cara memotret dan mempergunakan berbagai alat potret. Untuk pemotretan disediakan sebuah menara yang tingginya 6 meter sehingga dari situ kita dapat dengan leluasa melakukan pemotretan terhadap semua site penggalian.
Sistim semacam ini sejauh pengamatan kaini belum- lazim dipakai di Indonesia.
Sudah terlatih
Tenaga ahli penggalian juga merupakaa tenaga khusus dipimpin oleh superintending of excavation. Kerjanya hanya melaksanakan program penggalian yang diperintahkan oleh A.S.I. Juga tenaga penggali dan pengangkut tanah adalah tenaga kasar yang diambil dari luar.
Mereka sudah cukup terlatih sehtngga kita tinggal memberi instruksi-instruksi pokok saja. Mereka juga tahu apa yang bukan menjadi tugasnya karena kalau ada temuan-temuan baru buru-buru melapor kepada kami untuk selanjutnya kami ukur dan di teliti untuk laporan.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR