Advertorial
Intisari-Online.com - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, mengesahkan pembicaraan 'perdamaian' mereka pada hari Jumat dengan deklarasi bersama, dan tentu saja dengan pelukan hangat.
Hal ini menegaskan komitmen mereka untuk menyelesaikan denuklirisasi Korea Utara.
KTT bersejarah juga setuju untuk mendorong pembicaraan tiga atau empat arah yang melibatkan AS dan China untuk menggantikan gencatan senjata Korea dengan perjanjian damai.
Dalam pidato pertamanya kepada dunia, berdiri di luar Gedung Perdamaian di zona perbatasan demiliterisasi, Kim Jong-un berterima kasih kepada Moon Jae-in dan orang-orang Korea Selatan untuk sambutan hangat mereka.
Baca juga:
Makna Tersembunyi di Balik Tiap Makanan yang Disuguhkan dalam Pertemuan Kim Jong Un dan Moon Jae In
Lalu mengapa tiba-tiba Kim Jong-un 'melunak'?
Gunung tempat lokasi uji coba nuklir Korea Utara Punggye-ri, kemungkinan telah runtuh menyusul uji coba nuklir musim gugur lalu.
Uji coba nuklir tersebut memicu kekhawatiran tentang dampak radioaktif dan bencana lingkungan, menurut ahli geologi di Universitas Sains dan Teknologi Cina.
Hal tersebut datang kurang dari seminggu setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengumumkan negara akan segera menangguhkan uji coba nuklir dan rudal.
"Keruntuhan di lokasi pemantauan terus dekat dengan bahan radioaktif dari situs uji nuklir," tulis ahli geologi.
Baca juga:
Ledakan nuklir melepaskan sejumlah besar panas dan energi.
Setelah uji coba bom nuklir pada 3 September tahun lalu, para peneliti mengatakan ledakan menciptakan rongga dan 'cerobong' bebatuan yang rusak di luar Gunung.
Diperkirakan ledakan mencapai 100 kiloton, ledakan itu merupakan tes keenam yang 10 kali lebih kuat dari yang ke-5.
Sebagai perbandingan, bom yang diledakkan di Hiroshima pada tahun 1945 hanya 15 kiloton dan dampaknya saja sudah sangat mengerikan.
Baca juga:
Kim Jong-un Perintahkan Pejabat Pemerintah Mencari Perawan ke Pedesaan, Bagaimana dengan Istrinya?
Sekitar 8,5 menit setelah ledakan, gempa berkekuatan 6,3 skala Richter tercatat dengan empat gempa susulan yang dihasilkan pada minggu-minggu berikutnya.
Dengan mengumpulkan data seismik berkualitas tinggi dan memeriksa citra satelit, para ilmuwan dapat menentukan di manapusat asal gempa ini terjadi.
Tentu saja inidisebabkan oleh pengujian bom nuklir ulah Kim Jong-un.
Hal ini bisa menjadi 'bumerang' bagi Kim Jong-un dan negarannya dikemudian hari.
Gangguan lebih lanjut dan uji coba nuklir di masa depan di kawasan ini juga dapat menghasilkan gempa bumi yang lebih merusak.
Baca juga:
Uji coba nuklir Korea Utara yang dilakukan di bawah gunung, akan menghasilkan keruntuhan dalam skala yang lebih besar yang menciptakan bencana lingkungan.
Temuan mengkonfirmasi studi yang dipublikasikan bulan lalu yang menemukan hasil yang sama, menunjukkan peristiwa tektonik pada kenyataannya buatan manusia dan bukan hasil dari aktivitas tektonik alami.
Makalah ini menggambarkan gempa susulan sebagai kemungkinan penghancuran cepat dari cerobong batu retak yang disebabkan ledakan karena rongga runtuh.
Tidak ada bahan radioaktif yang dikumpulkan di sepanjang perbatasan Korea Utara-Cina, tetapi para pejabat Cina takut debu radioaktif mungkin meluas melalui retakan dan lubang di gunung yang rusak.