Advertorial

Gaji Rp21 Juta per Hari, Inilah 7 Fakta Terkait Tukang Las Bawah Air yang Jarang Diketahui Orang

Editorial Grid

Penulis

Siapa sangka menjadi tukang las dibawah air bisa membuat seseorang kaya raya dalam sekejap, berikut7 hal menarik mengenai pekerjaan tersebut.
Siapa sangka menjadi tukang las dibawah air bisa membuat seseorang kaya raya dalam sekejap, berikut7 hal menarik mengenai pekerjaan tersebut.

Intisari-Online.com - Banyak orang ingin mempunyai pekerjaan yang berpenghasilan tinggi.

Salah satu pekerjaan yang berpenghasilan tinggi dan jarang diketahui orang adalah tukang las bawah air.

Tahukah Anda bahwa banyak hal yang menarik mengenai pekerjaan ini?

Berikut 7Hal menarik mengenai tukang las bawah air yang jarang diketahui orang.

(Baca Juga:Tukang Las Indonesia Lebih Dihargai Perusahaan Asing)

1. Pengelasan bawah air dibayartinggi

Ya, tukang las bawah air memang dibayar tinggi dan dibayar per jam.

Tentu saja hal ini sebanding dengan banyak resiko yang bisa dia dapatkan.

Perlu untuk diketahui dalam 1 jam kerja mereka bisa dibayar hingga 200 dolar AS (kisaran Rp2,7 juta).

Jika dalam sehari mereka bekerja 8 jam itu artinya mendapatkan penghasilan Rp21 juta perhari.

Dan jika dikalikan 22 hari kerja dalam satu bulan saja, maka seorang 'underwater welder'dapat menghasilkan Rp462 juta per bulan!

2. Pelatihan khusus diperlukan untuk menjadi tukang las bawah laut

Untuk bekerja pada bidang ini,merekatidak hanya dilatih dalam pengelasan tetapi juga dilatih 'scuba diving'.

Ada beberapa akademi yang menawarkan kedua sertifikasi di atas, mereka dirancang khusus untuk pengelasan bawah laut.

Tidak semua perusahaan yang mempekerjakan tukang las bawah laut memiliki kualifikasi yang sama untuk pekerjaan beresiko tersebut.

Namun tentu saja perusahaan tidak akan memilih sembarang orang.

(Baca Juga:Setelah Operasi Organ Intim Jadi Wanita, Pria Ini Baru Menyadari Bahwa Dia Menyukai Wanita)

3. Pengelasan bawah air dapat membantu melindungi lingkungan

Ada banyak saluran pipa yang melintasi berbagai kedalaman samudra dan membawa minyak didalam saluran pipa.

Membuatnya selalu membutuhkan pemantauan dan perbaikan terus-menerus.

Bila ada kebocoran minyak tentu saja akan merusak alam bawah air, perusahaan juga bisa terkena imbasnya.

Pengelasan adalah cara untuk memperbaiki logam yang rusak atau melemah dan menjaga kebocoran pipa-pipa saluran minyak.

4. Alat yang diperlukan cukup berbahaya

Pengelasan di bawah air menghadapkan pekerja pada bahaya listrik.

Mereka biasanya menggunakan tiga ratus hinggaempat ratus ampere arus listrik untuk menyalakan alat pengelasan.

Bentuk paling umum dari pengelasan yang mereka gunakan di sana adalah Pengelasan Busur.

Alat ini memanaskan target dan membentuk gelembung dari dekonstruksi lapisan elektroda.

Mereka mentransfer tetes logam mirip dengan penggunaan lem tetapi pada skala yang lebih kuat.

(Baca Juga:Terlanjur Kaya, Para Remaja Kaya Ini Pamerkan Masalah Mereka yang Bingung Menggunakan Kekayaan)

5. Adanya risiko pengelasan bawah air

Risiko utama mengambil pekerjaan di bidang pengelasan bawah air adalah aliran arus listrik.

Selain itu ada bahaya penyakit terkait dekompresi yang melibatkan jumlah tekanan dan gas yang akan dihirup saat menyelesaikan pekerjaan.

Dalam kasus yang jarang terjadi, bisa ada efek yang lebih parah yang melibatkan gangguan muskuloskeletal tubuh.

Gangguan muskuloskeletal adalah suatu kondisi yang mengganggu fungsi sendi, ligamen, otot, saraf dan tendon, serta tulang belakang.

6. Ilmu di balik pengelasan bawah air

Untuk pengelasan di bawah air ada tiga kemungkinan yang bisa digunakan untuk memindahkan panas.

Tiga kemungkina tersebut adalah Katoda, Anoda, dan Plasma.

(Baca Juga:Jet Tempur F-5 E Tiger TNI AU Terjerembab, C-130 Hercules pun ‘Dipaksa’ Mengangkutnya)

7. Gelembung adalah teman dan bisa juga Musuh

Gelembung sangat penting ketika melakukan pengelasan bawah air.

Sebuah gelembung gas besar biasanya terbentuk di sekitar busur dan merupakan pelindung utama.

Mengandung tujuh puluh persen hidrogen, dua puluh lima persen karbon dioksida dan lima persen karbon monoksida.

Gelembung diciptakan oleh pembakaran fluks yang menciptakan reaksi kimia.

Meskipun gelembung yang dibuat membantu proses pengelasan, mereka kadang juga bisa menimbulkan masalah.

Lingkungan yang tidak stabil yang tak terkendali seringkali memuat gelembung terbang ke atas dan menghalangi pandangan.

Gelembung-gelembung ini juga dapat meningkatkan risiko misi yang gagal. (Adrie P. Saputra)

Artikel Terkait