Peninggalan-peninggalan Mesir dan 6000 tahun yang lalu sudah menuturkan bahwa merpati dipiara untuk hidangan dan guano, semacam pupuk. Oleh bangsa-bangsa Mesir, Persi, India merpati dipandang burung pembawa amanat dewa.
Sewakru air bah surut, nabi Nuh menerbangkan merpati untuk menyelidiki apakah daratan sudah kering. Merpati itu kembali dengan membawa tangkai pohon zaitun. Bukanlah suatu kebetulan, mengapa Nuh justru memilih burung merpati.
Orang-orang Yunani belajar memiara burung merpati dari bangsa Persi. Pada tahun 560 sebelum Masehi merpati sudah menyampaikan hasil-hasil pertandingan Olimpiade ke propinsi-propinsi yang berjauhan.
Pada tahun 236 di Roma ada pemilihan Paus. Hadirin tak berhasil mencapai permufakatan. Masuklah seorang tentara Romawi ke gereja tempat para pemilih sedang berunding. Seekor merpati terbang dan menyinarkan cerah terang diatas kepala tentara itu.
Isyarat itu mereka anggap dari Tuhan datangnya. Maka merekapun setuju memilih tentara itu menjadi kepala Gereja. Dialah seorang awam biasa (bukan rohaniwan) yang untuk pertamakali terpilih sebagai Paus. Namanya Fabianus. Ternyata ia seorang Paus yang setia sampai mati sahid.
Baca juga: Unik Sekali, Gereja Ini Memasang Gambar Aneh Agar Merpati Tidak Mengganggu Gereja. Berhasilkah?
Naluri tajam
Adu kecepatan merpati menjadi kegemaran orang dimana-mana. Pada tahun 1818 orang*-orang Belgi sudah gemar adu merpati yang diterbangkan sejauh 200 km. Di Inggris dewasa ini tak kurang dari 100.000 orang memiara merpati aduan.
Banyak pendapat tentang mengapa merpati tajam pengamatannya akan rumah kediamannya. Karena burung perasa sekab terhadap magnetisme bumi, kata orang. Percobaan dengan magnit dan gelombang radio tak membenarkan pendapat itu.
Ingatan berperanan penting. Hanya burung yang terlatih berhasil pulang dari terbang jauh. Tetapi bagaimana burung yang diterbangkan sejauh 1000 km dapat terbang kembali meski dia dibawa dalam sangkar tertutup? Ia tak dapat melihat tanda-tanda yang dilalui sebelumnya.
Mungkin pada burung itu ada alat semacam sextant yang memungkinkan mereka mencari jalan dengan berpedoman matahari, Mungkin karena burung memiliki “extrasensory preception", daya tangkap diluar panca indera.
Kemungkinan ada banyak, kepastian belum didapatkan. Ketajaman merpati akan rumahnya merupakan pembawaan. Latihan dan pembiakan secara terpilih mempertajam pembawaan itu, bukannya membangkitkan.
Pembeli di Caracas pernah kecewa, karena merpatinya terbang kembali ketempat pemiliknya semula di Long Island. Jarak kedua tempat itu 4500 km. Ada yang pulang dari pembelinya di Arras. Prancis ke Saigon, jarak 11.800 km.
Baca juga: Kisah Kawanan Merpati yang Bersatu demi Kekuatan untuk Membebaskan Diri dari Jaring Pemburu
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR