Studinya ia selesaikan di Bonn. Dalam usia 25 tahun pada tahun 1901, Konrad menempuh ujian dan lulus sebagai sarjana hukum. Anak-anaknya tidak gemilang, biasa saja hingga tertutuplah baginya kemunginan untuk menjadi hakim.
Namun ini tidak menutup kesempatannya untuk ikut aktif dalam bidang politik. Malahan justru membantu Konrad dalam karirnya sebagai pegawai negeri di kota Koln. Terutama pengalamannya sebagai pembantu pengacara terkenal Kausen, yang pada waktu itu juga menjadi Ketua dari Partai Sentral.
Dalam waktu yang tidak begitu lama, ia diangkat menjadi Wakil warga kota yang kesebelas. Tidaklah bisasa Partai Sentral mempertahankan seorang wakilnya yang masih berumur 30 tahun.
Dalam waktu enam tahun, kedudukannya meningkat menjadi Wakil Pertama dari warga kota Koln yang telah manik bertambah luas dan makmur itu (tahun 1906). Timbul banyak kritik, terutama karena usianya muda, pengalamannya kurang, orang partai dan karena terlalu “fanatik” keagamaannya.
Baca juga: Pasukan Nazi Jerman yang Garang dan Sangar Itu Ternyata Sangat Gemar Minum Fanta
Memang Konrad seorang Katolik sejati, meskipun ia pernah mengalami krisis keagamaan di dalam kehidupan batinnya. Tapi krisis hanya melanda sebentar saja, agama yang telah dihayatinya itu tetap menjadi sebagian daripadanya sampai akhir hidupnya.
Pada tahun 1917, dengan pilihan suara yang dapat dikatakan “bulat” 52 setuju dan 2 kosong Konrad dipilih menjadi Walikota Koln. Oleh pimpinan Prussia ia pun diberi kehormatan untuk duduk sebagai wakil rakyat di dalam Majelis Tinggi Prussia.
Pada saat-saat inilah ia mengalami kecelakaan kendaraan bermotor yang cukup parah. Tulang pipinya tulang hidungnya dan beberapa otot muka menjadi tidak bisa berfungsi lagi. Karena itulah maka kadang-kadang mukanya terkesan kaku, seperti pakai topeng yang lebih payah ialah penyakit insomnia (tidak bisa tidur) timbul sesudah kecelakaan tersebut.
Selama memimpin kota Koln untuk kira-kira seperempat abad lamanya banyak sekali kejadian-kejadian yang mempengaruhi hidupnya. Terutama dalam memimpin Jerman sesudah Perang Dunia II.
Semenjak menjadi Walikota pun Konrad sudah terkenal sebagai Bapak Koln yang dicintai oleh warga kotanya. Ia menghidupkan kembali Universitas Koln dan memperoleh gelar Doktor Honoris Causa sebagai tanda terima kasih.
Ia mendirikan Museum Rhineland, membangun rumah tinggal yang baik untuk rakyatnya, membuat daerah pinggiran kota yang indah untuk tempat peristirahatan, menghiasi Koln dengan taman-taman, membuat jalan darat untuk menampung lalu lintas cepat, memodernisir pelabuhan di sungai Rhine yang mengiliri Koln, membangun proyek-proyek industri di kotanya, dll.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR