Advertorial

Blitzkrieg, Serangan Kilat Legendaris Jerman yang Bikin Prancis Mengakui Kehebatan Jerman

Ade Sulaeman

Editor

Intisari-Online.com – Serangan kilat tentara Nazi Jerman terhadap Perancis dan negara-negara di sekitarnya pada era Perang Dunia II, merupakan invasi yang sukses sebagaimana dilakukan Nazi Jerman terhadap Polandia beberapa bulan sebelumnya.

Penyerbuan menggunakan taktik Blitzkrieg berlandaskan Maklumat Fuhrer Nomor 6 setelah Inggris dan Perancis menyatakan perang terbuka dan menolak tawaran perdamaian yang disodorkan Jerman pada Oktober 1939.

Penyerangan Jerman terhadap Perancis dimulai pada 10 Mei 1040. Sebelum masuk ke Perancis, Jerman terlebih dahulu menaklukkan negara-negara netral seperti Belanda dan Belgia.

Langkah ini dipilih karena Jerman sadar untuk menembus benteng pertahanan Perancis, Maginot Line, cukup berat.

(Baca juga: Masih Ingat Kakek 75 Tahun yang Nikahi Gadis Berusia 25 Tahun? Begini Kondisi Keduanya Sekarang)

Benteng pertahanan yang membentang dari Swiss hingga perbatasan Belgia tersebut dijaga 400 ribu tentara Perancis atau setengah dari jumlah tentara Perancis kala itu. Jerman memilih menyerang Perancis dari garis pertahanan belakang.

Menghadapi Perancis sebagai pemenang Perang Dunia I memang bukan perkara mudah bagi Jerman. Akan tetapi, walau dari sisi jumlah tentara darat Jerman lebih sedikit dari Perancis, Jerman masih unggul di armada tempur udara dan taktik perang yang digunakan.

Tercatat sebanyak 4.000 pesawat dikerahkan Jerman untuk misi ini dimana 400 di antaranya adalah pesawat angkut Ju 52/3m yang baru kembali dari medan tempur Norwegia.

Sementara Bliztkrieg merupakan taktik baru yang digunakan Pemimpin Nazi Adolf Hitler, meninggalkan cara-cara lama dalam Perang Dunia I. Serangan kilat ini menggabungkan kekuatan pesawat, tank, dan senjata artileri.

Lintas udara

Pasukan-pasukan lintas udara diterjunkan Jerman guna menguasai jembatan dan pelabuhan-pelabuhan. Setelah itu Jerman menyerang Perancis melalui Hutan Ardennes.

Jalur ini sama sekali tidak diperhitungkan oleh Perancis dengan pertimbangan bahwa tank-tank Jerman mustahil bisa melewatinya. Pasukan Jerman juga menyeberangi Sungai Meuse melalui Sedan dibantu perlindungan pesawat-pesawat pembom tukik.

Taktik tempur Jerman benar-benar mengagetkan Perancis dan itu pula yang akhirnya membuat Perancis mengakui kehebatan Jerman.

(Baca juga: (Foto) Usai Menyantap Induknya, Singa Ini Lakukan Hal Tak Terduga pada Seekor Bayi Kera)

Di tengah peperangan selama enam minggu tersebut, Jerman sebenarnya sempat menunda serangan dan hal tersebut dan dimanfaatkan oleh pihak Sekutu dengan menarik 340 ribu prajurit di Dunkirk serta 220 ribu lainnya dari pelabuhan-pelabuhan milik Perancis.

Tanggal 5 Juni, Jerman melaksanakan serangan baru dari posisi mereka di Somme. Setelah melewati pertempuran dua hari, pasukan tank Jerman berhasil masuk ke Rouen dan berikutnya melintasi Seine.

Jerman juga melakukan serangan terhadap Aisne dan menuju Swiss untuk memotong pasukan Perancis yang masih bertahan di Maginot Line.

Tanggal 22 Juni gencatan senjata antara Perancis dan Jerman tercapai dengan penandatanganan perjanjian di Rethondes. Dalam perjanjian tersebut Perancis membagi wilayahnya pada dua zona.

Zona Utara dikuasai Jerman, sementara zona Selatan/Tenggara tetap berada di bawah kendali pemerintahan Perancis.

(Ditulis oleh Roni Sontani. Seperti pernah dimuat di Majalah Angkasa tahun 2015)

(Baca juga: 'Partikel Tuhan', Penemuan Gila yang Menurut Stephen Hawking Bisa Memicu Kiamat)

Artikel Terkait