Intisari-Online.com - Ketika pasukan Sekutu merencanakan untuk melancarkan pendaratan di Normandia lewat Operation Overlord atau D-Day pada bulan Juni 1944 pasukan Nazi Jerman sebenarnya sudah bersiap menyambutnya.
Seluruh warga Jerman termasuk Hitler sudah menyadari jika operasi itu berhasil keberadaan negeri Jerman pasti terancam.
Untuk menggagalkan Operation Overlord, pimpinan Angkatan Udara Nazi Jerman (Luftwaffe), Herman Goering diam-diam membentuk unit serangan bunuh diri layaknya kamikaze.
Pesawat yang digunakan untuk misi kamikaze Luftwaffe itu adalah Focke Wulf 190 yang dimuati bom seberat lebih dari 1.500 kg kemudian ditabrakkan kepada targetnya.
(Baca juga: Ignatius Dewanto: Satu-satunya Penerbang Indonesia yang Pernah Menembak Jatuh Pesawat Musuh)
Menerbangkan FW-190 bermuatan bom seberat lebih dari 1.500 kg bukanlah perkara mudah.
Selain berbahaya, bahkan untuk take off dan landing saja sangat sulit. Karena itu, tidak ada seorang pilot pun yang berani menerbangkannya.
Hitler yang kemudian mengetahui proyek kamikaze Luftwaffe tersebut malah marah dan memerintahkan untuk menghentikannya.
Bagi Hitler adalah tidak pantas para pemuda Jerman sampai menjalankan misi bunuh diri dengan hasil yang akan sia-sia belaka.
Program kamikaze FW-190 pun berhenti bahkan komandan yang bertanggung jawab dipindahkan ke pos yang lain.
Namun ketika Operation Overlord yang dilancarkan Sekutu ternyata berhasil dan pergerakannya mulai menuju daratan Jerman para petinggi Nazi pun kaget.
Hitler bahkan baru menyadari perlunya dibentuk kekuatan khusus untuk menghadang gerak maju pasukan Sekutu di front Eropa Barat.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR