Tentu kemudian diiringi dengan menarik pelatuk setengahnya.
Kalau sudah pas banget, pelatuk pun ditarik habis.
Namun cara menarik semacam ini hanya berlaku buat jenis senjata yang tolakan pelatuknya berat.
Jadi, tak berlaku buat senjata api yang pelatuknya sensitif.
Malahan, di situ kita dilarang menarik pelatuk sebelum sasaran terbidik pasti.
Tepatlah kalau dikatakan unsur konsentrasi memegang peran penting.
Baca Juga: Sempat Ditanya Rencana Terorisme di Masa Depan, Ini Jawaban Osama bin Laden Saat Masih Hidup
Kita harus benar-benar tenang agar sasaran terbidik.
Kecuali itu, mentalpun harus kuat.
Artinya, mampu mengendalikan diri agar tak terpengaruh keadaan sekeliling.
Sebab kita tak sendirian, di kiri kanan banyak pula yang menembak.
Sebetulnya tak terlalu sulit membedakan kelas-kelas dalam pertandingan menembak.
Meskipun misalnya ia sering dipertandingkan secara bersamaan.
Lihat saja bentuk senjata dan jarak sasaran.
Senjata angin bentuknya lebih panjang dan sasarannya hanya berjarak 10 meter.
Sedangkan senjata api bentuknya lebih pendek, dengan sasaran berjarak antara 25-50 meter. (Sumber: Majalah Hai tahun 1990)
Baca Juga: 20 Tahun Reformasi 1998, Kisah Sedih Soeharto Ditinggalkan Sendirian Oleh Orang-orang Kepercayaannya
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR