Advertorial

Menembak Tak Cuma Soal 'Dor! Dor!', Ilmu Arah Angin Jadi Unsur Penting

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Intisari-Online.com- Apakah Anda menyangka bahwa menembak merupakan olahraga yang hanya ditujukan hanya untuk orang-orang tertentu?

Tepatnya, yang punya izin khusus?

Jika iya, maka Anda salah. Izin semacam itu tidak diperlukan.

Hanya saja, izin khusus dari BAIS (Badan Intelejen Stratgis) ABRI diperlukan untuk menggunakan jenis senjata api.

Kalau untuk jenis senjata angin, tak perlu izin khusus.

Baca Juga:Inilah Alasan Dita Ajak Anak dan Istri Lakukan Bom Bunuh Diri Surabaya

Bahkan olahraga menembak bisa diikuti sejak dari anak-anak sampai usia bangkotan.

Badan internasional yang mengatur olahraga ini, Universal Internationale de Ter (UlT) saja tak membatasi usia atletnya.

Itu bertujuan agar mereka bisa mengikuti semua jenis nomor menembak yang ada.

Jadi, syarat utamanya hanyalah kuat angkat senjata.

Sebab kalau sudah ikut pertandingan yang memakan waktu dua jam lebih itu, dapat Anda bayangkan betapa melelahkannya itu.

Untuk mendapatkan ketahanan fisik itulah, diperlukan latihan seperti lari, angkat beban, atau berenang.

Malah ada yang melakukan yoga, sekalian mengasah konsentrasi.

Baca Juga:Bukan ISIS, Inilah Kelompok Teroris Paling Berbahaya dan Paling Mematikan di Dunia

Sementara pengenalan senjata bisa dimulai dari latihan bongkar pasang, cara merawat, dan etika menembak.

Pelatih juga akan memberikan pengetahuan arah angin.

Ini diperlukan karena akan menyangkut cara menentukan sudut laras senjata dan gerakan peluru terhadap angin.

Menarik Pelatuk

Posisi tubuh yang baik saat menembak adalah posisi di mana tumpuan seluruh berat badan lurus berada di tengah.

Jadi posisi kaki agak mengangkang.

Lalu, tarik nafas perlahan dan dikeluarkan sedikit demi sedikit.

Ini perlu, karena gerakan nafas yang tak teratur akan mengganggu konsentrasi.

Akibatnya, laras senjata bisa bergerak.

Baca Juga:(VIDEO) Rekaman CCTV Ini Perlihatkan Dengan Jelas Saat Bom Meledak di Mapolrestabes Surabaya

Bila sudah diperoleh posisi yang baik, bolehlah kita membidik sasaran.

Tentu kemudian diiringi dengan menarik pelatuk setengahnya.

Kalau sudah pas banget, pelatuk pun ditarik habis.

Namun cara menarik semacam ini hanya berlaku buat jenis senjata yang tolakan pelatuknya berat.

Jadi, tak berlaku buat senjata api yang pelatuknya sensitif.

Malahan, di situ kita dilarang menarik pelatuk sebelum sasaran terbidik pasti.

Tepatlah kalau dikatakan unsur konsentrasi memegang peran penting.

Baca Juga:Sempat Ditanya Rencana Terorisme di Masa Depan, Ini Jawaban Osama bin Laden Saat Masih Hidup

Kita harus benar-benar tenang agar sasaran terbidik.

Kecuali itu, mentalpun harus kuat.

Artinya, mampu mengendalikan diri agar tak terpengaruh keadaan sekeliling.

Sebab kita tak sendirian, di kiri kanan banyak pula yang menembak.

Sebetulnya tak terlalu sulit membedakan kelas-kelas dalam pertandingan menembak.

Meskipun misalnya ia sering dipertandingkan secara bersamaan.

Lihat saja bentuk senjata dan jarak sasaran.

Senjata angin bentuknya lebih panjang dan sasarannya hanya berjarak 10 meter.

Sedangkan senjata api bentuknya lebih pendek, dengan sasaran berjarak antara 25-50 meter.(Sumber: Majalah Hai tahun 1990)

Baca Juga:20 Tahun Reformasi 1998, Kisah Sedih Soeharto Ditinggalkan Sendirian Oleh Orang-orang Kepercayaannya

Artikel Terkait