Presiden Trump sebenarnya sudah diberitahu oleh Moon Jae-in dan telah berkonsultasi dengan PM Jepang Shinzo Abe mengenai pernyataan Kim Jong Un yang ingin menutup program nuklirnya pada bulan Mei 2018.
Tapi Trump ternyata belum yakin.
Pasalnya proses denuklirisasi Korut harus dibicarakan dengan AS bukan dengan Korut.
Presiden Trump bahkan tetap pada prinsipnya jika sudah berhadapan dengan Kim Jong-un di KTT.
Apabila Kim Jong-un tidak menuruti permintaan Trump, maka Trump akan segera meninggalkan pertemuan.
"Look, I may go in. It may not work out. I leave," ujar Trump seperti dikutip oleh Cnn.com, Minggu (29/4).
Baca juga: Benarkah Korut Melunak Gara-gara Nuklirnya jadi Senjata Makan Tuan?
Namun jika Kim Jong-un memang menyatakan akan segera menutup program nuklirnya Mei mendatang, dan ternyata belum sempat bertemu dengan Presiden Trump, dunia benar-benar akan tercengang.
Pasalnya keputusan Kim Jong-un untuk menutup program nuklirnya ternyata berasal dari keputusan dirinya sendiri dan bukan dari tekanan AS.
Dengan demikian Presiden Trump yang ingin mencari popularitas karena sudah berhasil menekan Korut untuk menutup program nuklirnya pasti akan kecele.
Source | : | cnn.com,South China Morning Post |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR