Baca juga: Jadi Sebenarnya dari Manakah Nenek Moyang Kita Berasal? Benarkah dari Taiwan?
Mengapa? Ini disebabkan, mereka hidup dalam kelompok-kelompok kecil yang jauh terpisah dengan kelompok lain.
Saling membunuh dan memakan sesamanya, hanya mempercepat kepunahan.
Bagian bawah tengkorak memang lebih mudah rusak, apalagi dalam timbunan tanah jutaan tahun, dibanding bagian lainnya. Sedang khusus mengenai dugaan, mereka saling memakan sesamanya guna memperoleh “kekuatan gaib" dari si mati, sulit diterima.
Karena ritus semacam itu tidak mereka perlukan. Manusia purba belum mengetahui serta menyadari perlunya mencari kekuatan gaib.
Hidup di pangkalan terbuka
2.000.000 tahun yang silam, matahari bersinar di atas pulau Jawa terbit di arah timur dan tenggelam di barat, sama saja dengan hari ini. Namun, wajah daratan yang diteranginya, sangat berlainan, bahkan lebih buruk.
Baca juga: Nenek Moyang Manusia Eropa Modern Berasal dari Tiga Suku
Penuh tonjolan gunung-gunung berapi yang aktif bekerja, daratannya bergunung, ditumbuhi hutan lebat dan dataran terbuka. Perlu disini dijelaskan, “Jawa" tidak selalu berarti pulau Jawa yang kita kenal sekarang.
Namun keseluruhan dataran, di mana pulau Sumatera, Jawa dan sebagian Kalimantan, masih menjadi satu dengan kawasan Asia (Tenggara) lainnya.
Di sanalah, di tepian aliran air, sungai, danau dan teluk-teluk manusia purba Jawa berdiam. Mereka terpaksa tinggal tak jauh dari aliran air, karena ke mampuarl membuat bejana penyimpan air belum mereka ketahui. Sedang kehidupan, bagaimanapun juga, membutuhkan barang tersebut.
Mereka tidak usah hidup dalam gua, seperti rekannya di daerah dingin. Tetapi cukup di pangkalan terbuka, di mana hidup binatang perburuan yang bisa mereka makan.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR