Selain temuan dari studi JAMA, banyak bukti anekdot yang menemukan bahwa banyak penderita depresi menemukan dirinya sulit untuk berolahraga.
Beberapa alasannya adalah efek antidepresan seperti kelelahan dan kenaikan berat badan, serta sulit mengumpulkan energi untuk berolahraga.
Meski bukan solusi untuk menyembuhkan depresi, namun sejumlah studi menunjukkan, olahraga punya dampak terhadap depresi.
Sebuah ulasan tentang sejumlah studi menemukan, aktivitas fisik, khususnya latihan ketahanan seperti angkat beban, bisa mengurangi gejala depresi.
Bagi sejumlah orang, mungkin sama efektifnya dengan perawatan konvensional seperti terapi perilaku kognitif, dan obat-obatan.
Studi-studi lainnya menemukan, tipe olahraga lain juga punya efek serupa, misalnya kardio atau yoga.
Meskipun masih tidak jelas bagaimana mendapatkan efeknya, namun para peneliti mengungkap sejumlah teori.
Olahraga keras, seperti angkat beban dan lari, bisa meningkatkan aliran darah ke otak, memiliki kecenderungan berubah struktur, dan memperbaiki sel.
Olahraga juga bisa memicu pelepasan endorfin atau hormon bahagia. Nah, tipe yoga yang menekankan kerja pernafasan dan pikiran juga punya efek serupa.
Baca Juga : Wahai Wanita, Ingin Hidup Lebih Lama? Jangan Malas Olahraga!
Tak perlu olahraga "brutal" untuk melihat perubahan
Riset menemukan, olahraga ringan pun mempunyai dampak terhadap kesehatan fisik dan mental. Stoller, penulis studi JAMA terbaru mencontohkan, misalnya memilih lari 15 menit ketimbang hanya duduk santai.
Atau, memilih jalan cepat selama satu jam ketimbang duduk santai selama satu jam. "Level aktivitas bisa memberikan perbedaan," kata Stoller.
Menggunakan data lebih dari 1,2 juta warga Amerika Serikat dewasa, sebuah studi yang lebih luas pada 2018 menemukan kesimpulan serupa.
Seseorang bisa memiliki kesehatan mental yang lebih baik dengan melakukan olahraga sedikitnya dua jam setiap minggunya atau kira-kira sekitar 20 menit sehari.
Baca Juga : Menurut Penelitian, Minum Minuman Bersoda Setelah Berolahraga Dapat Merusak Ginjal
Sebab olahraga terlalu brutal justru dianggap memiliki efek sebaliknya.
Sebuah studi pada 2017 juga memberi konklusi lainnya yang lebih ringan. Olahraga selama satu jam setiap minggunya sudah cukup untuk mencegah depresi.
Menemukan motivasi olahraga akan lebih mudah jika definisi "aktif" itu diperluas. Choi, penulis JAMA studi bahkan mencontohkan naik turun tangga, berjalan di pertokoan, mencuci piring, atau membereskan cucian baju, juga bisa dipandang sebagai aktivitas fisik bagi sebagian orang.
Meskipun mungkin bagi orang-orang lainnya tidak dipandang demikian.
Baca Juga : 5 Olahraga Ini Bisa Dilakukan Bersama dengan Anak, Kebugaran Bertambah, Ikatan Menguat
Dalam sebuah studi di 2017, disampaikan, olahraga ringan seperti jalan kaki sebetulnya memiliki manfaat lebih terhadap kesehatan mental daripada olahraga berat.
Pemerintah Amerika Serikat belakangan juga memperbarui pedoman aktivitas fisik yang menyebutkan, semua tipe gerakan mempunyai kontribusi penting terhadap kesehatan fisik dan mental.
Jadi, jika berolahraga di gym bagi Anda adalah pekerjaan berat, mulailah dari hal kecil. Sebab, jalan kaki jarak pendek pun ternyata sudah bisa mengatasi masalah mental loh. (Nabilla Tashandra)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mari, Mengurangi Depresi dengan Olahraga"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR