Advertorial
Intisari-Online.com – Membahas insomnia, pasti yang ada dipikiran Anda adalah masalah tidur.
Tapi tahukah Anda bahwa insomnia ada lima tipe?
Dilansir dari livescience.com pada Senin (21/1/2019), sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Institut Neuroscience Belanda di Amsterdam mencari tahu ciri-ciri kepribadian dan emosi saat seseorang mengalami masalah tidur atau insomnia.
Hasilnya mereka publikasikan studi ini di jurnal The Lancet Psychiatry pada 7 Januari 2019.
Lima jenis
Menurut Institut Kesehatan Nasional,insomnia mempengaruhi sekitar 10 persen populasi.
Gejala utama meliputi kesulitan tidur. Misalnya, ada orang yang dapat terbangun dalam waktu lama sebelum dapat tertidur.
Atau mereka mungkin bangun terlalu dini dan tidak dapat kembali tidur.
Tetapi meskipun memiliki gejala yang sama, orang dengan insomnia dapat sangat bervariasi dalam respon mereka terhadap pengobatan.
Hal inilah yang membuat para peneliti berpikir mungkin ada lebih dari satu tipe insomnia.
Oleh karenanya, para peneliti menganalisis informasi lebih dari 4.000 orang yang mengisi survei online tentang kebiasaan tidur dan sifat-sifat lain sebagai bagian dari proyek yang disebut Dutch Sleep Registry.
Berdasarkan tanggapan survei mereka, sekitar 2.000 dari peserta ini menderita insomnia.
Untuk mengidentifikasi tipenya, para peneliti melampaui melihat gejala yang berhubungan dengan tidur dan mempertimbangkan faktor-faktor lain, termasuk ciri-ciri kepribadian, suasana hati, emosi dan respons terhadap peristiwa kehidupan yang penuh tekanan.
Baca Juga : Istri Ustaz Nur Maulana Meninggal Karena Kanker Usus: Awas, Makanan Sepele Ini Bisa Picu Kanker Usus
Hasilnya para peneliti menemukan 5 tipe insomnia, antara lain:
Tipe 1: Orang dengan insomnia tipe 1 cenderung memiliki tingkat kesulitan yang tinggi (artinya tingkat emosi negatif yang tinggi seperti kecemasan dan kekhawatiran) dan tingkat kebahagiaan yang rendah.
Tipe 2: Orang dengan insomnia tipe 2 memiliki tingkat kesusahan yang sedang, tetapi tingkat kebahagiaan dan pengalaman mereka dari emosi yang menyenangkan cenderung relatif normal.
Tipe 3: Orang dengan insomnia tipe 3 juga memiliki tingkat kesulitan sedang, tetapi memiliki tingkat kebahagiaan yang rendah dan pengalaman kesenangan yang berkurang.
Tipe 4: Orang dengan insomnia tipe 4 biasanya memiliki tingkat kesulitan yang rendah, tetapi mereka cenderung mengalami insomnia jangka panjang sebagai respons terhadap peristiwa kehidupan yang penuh tekanan.
Tipe 5: Orang dengan insomnia tipe 5 juga memiliki tingkat kesulitan yang rendah, dan gangguan tidur mereka tidak terpengaruh oleh peristiwa kehidupan yang penuh tekanan.
Hanya saja, para peneliti menegaskan bahwa kelima tipe insomnia ini bisa berubah.
Oleh karenanya, mereka akan melakukan penelitian lagi setiap lima tahun untuk melihat tipe mana yang bertahan atau tipe mana yang berubah.
Bagaimana perawatannya?
Karena ada lima tipe insomnia, maka para peneliti menemukan fakta lain bahwa cara mereka menerima perawatan juga berbeda.
Hal ini dikarenakan tingkat pengobatan dan risiko setiap orang berbeda.
Sebagai contoh, perawatan untuk orang-orang dengan tipe 2 dan 4 agar bisa tidur adalah dengan memberi benzodiazepine (sejenis obat penenang).
Sementara orang dengan tipe 3, obat ini tidak begitu responsif.
Atau untuk tipe 2 yang bisa merespons obat dnegan baik namun obat ini tidak cocok dengan perilaku kognitifnya.
Sedangkan orang dengan tipe 4 tidak boleh menerima obat ini. Dan terakhir, untuk orang dengan tipe 1, ia mungkin tidak bisa diobati dengan obat ini.
Dengan hasil studi ini, maka para peneliti meminta agar dokter bisa memetakan masuk tipe insomnia apa pasiennya.
Dengan begini, ia tahu perawatan insomnia terbaik dan bekerja paling baik untuk pasien di masa depan.
Baca Juga : Ajaib! Bayi 9 Bulan Ini Selamat Setelah Alami 25 Kali Serangan Jantung Dalam Sehari