Advertorial

Cucu Wiranto Meninggal Karena Tercebur di Kolam, Inilah Cara Membuat Rumah yang Aman dan Nyaman Bagi si Kecil

K. Tatik Wardayati
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Aktivitas anak balita yang mengutamakan keterampilan motorik berkembang pesat. Maka untuk mendukung bermain mereka, rumah harus aman dan nyaman.
Aktivitas anak balita yang mengutamakan keterampilan motorik berkembang pesat. Maka untuk mendukung bermain mereka, rumah harus aman dan nyaman.

Intisari-Online.com – Achmad Daniyal Alfatih, putra Abdi Setiawan sekaligus cucu Menko Polhukan Wiranto, meninggal dunia setelah tercebur ke dalam kolam ikan, Kamis (15/11/2018).

Ini tentu menjadi peringatan bahwa rumah yang seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman dan aman bagi anak justru bisa menjadi berbahaya bahkan bisa merenggut nyawa.

Lalu, bagaimana sebenarnya cara menghadirkan rumah yang aman dan nyaman bagi si kecil?

Artikel yang pernah tayang diIntisari Extra Inspirasi Cerdas Rumah dan Keluarga 2014 dan Tabloid Rumah edisi 159-VII-2009, berikut ini patut disimak.

Baca Juga : Verrell Bramasta Pilih Hidup Sendiri, di Usia Berapakah Anak Umumnya Meninggalkan Rumah?

Perkembangan motorik anak di usia ini tidak saja mencakup berjalan, berlari, melompat, naik sepeda roda tiga, mendorong, menarik, memutar, dan berbagai aktivitas koordinasi mata-tangan, namun juga melihatkan hal-hal seperti menggambar, mengecat, mencoret, dan kegiatan lain.

Anak juga suka sekali masuk dan keluar kotak besar, di bawah meja, bersembunyi dari sesuatu. Anak-anak amat menyukai gerakan-gerakan yang membangkitkan semangat. Besarnya kebutuhan anak akan gerak ini patut menjadi perhatian.

Rumah harus dibuat aman dan nyaman untuk menghindari kecelakaan pada anak.

Barang sehari-hari yang digunakan di rumah, ternyata menyimpan potensi bahaya bagi anak-anak, khususnya balita. Apalagi anak berusia di bawah lima tahun masih dalam tahap belajar, mulai dari berjalan sampai menggunakan semua inderanya.

Baca Juga : Wajib Punya! Ini Daftar Obat yang Perlu Anda Sediakan di Rumah, Bisa Selamatkan Nyawa!

Balita sangat gemar menjelajah lingkungan sekitarnya dan mencoba hal-hal baru. Namun, balita belum punya kemampuan untuk mengenal bahaya. Di tangan mereka, semua benda adalah mainan dan hal baru. Oleh karena itu, benda-benda di rumah yang tampaknya aman bisa menjadi sumber celaka.

Nah, kitalah sebagai orang dewasa yang harus mengerti kondisi ini, dan sedapat mungkin melindungi si balita dari bahaya.

Isi rumah tentu tidak dapat disingkirkan semua demi menjaga keselamatan anak, tetapi dapat diupayakan agar risiko bahaya lebih kecil, dengan memperhatikan pemilihan, penggunaan, serta penyimpanannya.

Proteksi di rumah bertingkat harus lebih ekstra

Bagi yang tinggal di rumah bertingkat, proteksi terhadap kenyamanan harus lebih ekstra. Risiko anak jatuh lebih besar di dalam rumah bertingkat. Ini juga berlaku bagi keluarga yang tinggal di apartemen

Dari segi penataan interior, banyak yang bisa dilakukan agar anak lebih aman tinggal di rumah.

Baca Juga : 7 Trik Sederhana Membuat Setiap Sudut Rumah Aman untuk Bayi

Jendela standar memiliki ketinggian sekitar 80 – 100 cm dari permukaan lantai. Ketinggian ini sebenarnya cukup untuk mencegah balita melongokkan badannya ke luar jendela. Karena itu, jangan meletakkan meja atau tempat tidur, atau apapun yang dapat dipanjat balita, dekat jendela. Terlebih jika ruangan berada di lantai atas, dengan ketinggian di atas 3 m.

Sebaiknya jangan memilih jendela bermodel swing. Pilihlah jendela model geser. Sebab walaupun tidak atau lupa dikunci, jendela tidak dengan mudah terdorong atau terbuka jika ada yang menyentuhnya..

Lapisan pengaman pada jendela di lantai atas tak hanya untuk keamanan si buah hati, tapi juga memberikan rasa nyaman bagi orang dewasa. Lapisan pengaman pada jendela yang paling umum digunakan adalah teralis. Kini, pengaman jendela berbahan dasar besi ini, sudah tersedia dalam beragam model yang dapat disesuaikan dengan desain rumah dan selera.

Tangga menjadi area yang cukup berbahaya bagi balita. Untuk anak yang sudah dapat berjalan, selalu dampingi ketika turun atau naik tangga. Saat menggendong balita melalui tangga, pastikan satu tangan Anda bebas memegang railing, untuk berjaga-jaga jika Anda kehilangan keseimbangan.

Baca Juga : Enam Tips Membuat Rumah Aman Untuk Anak-anak

Jika perlu, area ini dapat diisolasi dengan pagar rendah yang bisa dipindah-pindah, untuk mencegah anak naik atau turun melalui tangga.

Atau bisa juga dibuat pintu pada tangga agar anak tidak bermain di sekitar tangga. Pintu tangga dibuat dengan tinggi yang tidak bisa dilewati anak.

Pembuatannya pun bisa dilakukan secara sederhana, menggunakan material railing tangga, dan ukuran yang disesuaikan dengan lebar tangga. Berikan engsel di sisi kanan pintu dan tambahan besi yang direkatkan di tembok, sehingga bisa dibuka tutup. Buat pintu tersebut di kedua sisi bukaan tangga, di atas dan di bawah.

Balkon. Risiko jatuh pun ada pada balkon di lantai atas. Sebaiknya jangan buat pijakan atau penempatan barang yang bisa dibuat pijakan pada railing balkon. Perhatikan pula ketinggian railing. Ukuran aman tinggi railing tidak kurang dari 100 – 110 cm.

Baca Juga : Rumah Aman Berkat Kamera Cerdas 'Kuna'

Kaca. Kehadiran kaca atau cermin di rumah kadang sulit dihindari. Jika tidak memungkinkan menyimpan perabot bebas kaca, pastikan memasang lapisan film pada permukaan kaca yang dapat “memegang” pecahan kaca. Dengan demikian, cedera yang kemungkinan terjadi dapat diminimalkan.

Furnitur. Beberapa model meja atau lemari memiliki sudut yang runcing dan menyebabkan luka yang cukup serius jika balita terantuk. Lapisi sudut-sudut meja dengan pengaman khusus dari karet yang dapat dibeli di toko peralatan rumah tangga.

Tempat tidur tingkat memang dapat menghemat tempat. Tetapi pikirkan lagi jika di rumah masih ada anak balita, meskipun tempat tidur ini bukan untuk dirinya. Tempat tidur semacam ini hanya cocok digunakan ketika anak-anak sudah berusia di atas 6 tahun.

Ukuran jeruji

Di dalam rumah, jeruji yang terdapat pada pagar, railing tangga, atau boks bayi seringkali mendatangkan masalah. Untuk mencegah hal ini terjadi, pastikan ukuran jeruji mengikuti standar berikut.

Baca Juga : 6 Tempat Terlupakan di Rumah yang Justru Wajib Anda Bersihkan, Bisa Jadi Sarang Sumber Penyakit

  • Jarak antarjeruji tidak boleh lebih kecil dari 5 cm. Ini untuk menghindari tangan atau kaki anak terjepit di sela-selanya.
  • Jarak antarjeruji juga tidak boleh lebih besar dari 10 cm, agar kepala si anak tidak dapat melalui celah ini.
  • Jangan mendesain jeruji secara horizontal, karena anak dapat menjadikannya sebagai tumpuan untuk memanjat. Selalu pasang jeruji dalam posisi vertikal.
Elemen Air

Sebuah kolam, akhir-akhir ini semakin banyak dihadirkan di rumah sebagai penyejuk hawa dan elemen yang memperindah rumah.

Walaupun airnya tidak dalam, kolam merupakan salah satu potensi bahaya yang cukup besar bagi balita. Bayi dan balita tidak membutuhkan air yang lebih tinggi dari tinggi tubuhnya untuk dapat “tenggelam”.

Baca Juga : Mobil Sudah Biasa! Orang-orang di Perumahan ini Punya Pesawat dan Landasan Pacunya Sendiri

Dalam kepanikan, mereka tidak mampu mengangkat kepalanya dan kehabisan napas, bahkan di air yang dangkal. Dan ini terjadi dalam waktu yang sangat cepat.

  • Sebab itu, jangan pernah tinggalkan balita sendirian saat di dekat kolam renang, kolam ikan, bahkan di bak mandi (bathtub) yang terisi air. Jika Anda harus melakukan sesuatu, misalnya menerima panggilan telepon, bawa serta balita Anda.
  • Selalu pagari kolam ikan atau kolam renang agar anak tidak menyelonong masuk ke sana tanpa pengawasan. Saat tidak terpakai, permukaan kolam renang atau kolam ikan dapat ditutupi dengan jaring yang kuat.
  • Masih berkaitan dengan air, selalu perhatikan keamanan saat mengisi air panas di bak mandi balita. Selalu tuangkan air dingin terlebih dahulu, baru kemudian menuangkan air panas, agar tidak ada risiko balita, atau Anda sendiri, cedera karena air panas.
Baca Juga : Ini Rumah Menteri Susi Pudjiastuti di Pangandaran, 400 Pegawai Susi Air Tinggal di Sini

Perangkat Elektronik

Potensi bahaya berikutnya adalah perangkat berlistrik, termasuk alat-alat elektronik serta sambungan listrik di dinding.

  • Steker alias colokan listrik seringkali terletak di bawah dan berada dalam jangkauan balita. Anak pun senang mencoba memasukkan berbagai benda ke dalamnya. Karena itu, pastikan Anda memilih model steker yang aman bagi anak, misalnya yang berpenutup atau yang baru aktif setelah kontak diputar ke arah tertentu. Dengan begitu, lubang colokan listrik tidak langsung terekspos.
  • Segera simpan berbagai peralatan elektronik di tempat yang aman setelah selesai digunakan, agar anak tidak tergoda mengutak-atiknya.
Baca Juga : 5 Dekorasi Rumah dari Botol Kaca yang Gampang Dibuat, Dijamin Bikin Hunian Semakin Indah

Penyimpanan Obat

Banyak kasus balita keracunan obat karena orangtua lengah mengawasi anaknya. Apalagi kapsul atau tablet yang berwarna-warni sangat menarik anak-anak, karena mirip permen. Untuk menghindari ini, perhatikan beberapa hal berikut.

  • Bagi balita, bahan kimia yang berbahaya tidak saja berupa obat-obatan, tetapi juga parfum, minuman keras, sampai obat kumur-kumur. Simpan semua bahan kimia ini di tempat yang tinggi atau terkunci rapat.
  • Jangan memindah-mindahkan isi obat. Dengan kata lain, selalu simpan obat-obatan di kemasan aslinya, agar tidak membingungkan, bahkan bagi orangtua.
  • Segera buang obat-obatan yang sudah kadaluwarsa ke tempat yang aman, untuk memperkecil risiko ditemukan anak.
Baca Juga : Pulang ke Rumah Pria Ini Jumpai Pemandangan Sangat Mengerikan Gara-gara Istrinya Depresi dan Lakukan Ini

Memilih mainan aman

Sekarang ini, begitu banyak mainan anak yang beredar di pasaran. Dan tak jarang, sumber kebahagiaan anak ini berbalik menjadi musuh di mata orang tua. Karena itu, saat memilih mainan, perhatikan beberapa hal berikut ini.

  • Selalu pilih mainan berdasarkan umur. Biasanya di kemasan mainan ada keterangan umur pengguna. Mungkin saja anak Anda sudah mampu memainkan mainan yang melampaui umurnya. Tetapi tidak bijaksana memberi mainan semacam itu, karena kemungkinan mainan tersebut mengandung bagian-bagian kecil yang dapat dilepas, yang mungkin ditelan, atau justru melukai balita Anda.
  • Saat memilih pensil warna, krayon, atau cat, pastikan ada tanda bebas racun pada kemasannya. Pada balita, bukannya tidak mungkin benda-benda ini akan masuk ke mulutnya.
Baca Juga : (FOTO) Isi Rumah Termahal di Dunia Milik Mohammed bin Salman, Terduga Otak Pembunuhan Jamal Khashoggi, Sangat Mewah

  • Untuk anak balita, jangan pilih boneka yang memiliki mata, kancing, atau bagian-bagian kecil yang dapat lepas. Jika boneka sudah robek, jangan gunakan lagi, karena isi boneka yang berupa dakron, kapas, kapuk, atau butiran styrofoam dapat masuk mulut dan menyebabkan balita tersedak.
  • Balon, ketika sudah meletus, justru menyimpan bahaya. Potongan karet balon yang masuk ke mulut balita akan menyebabkan bahaya tersedak. Risiko yang sama juga datang dari plastik kresek atau kemasan plastik lainnya. Karena itu, segera buang atau jauhkan dari balita Anda
Berbagai usaha perlindungan di atas dapat dilakukan untuk meminimalkan bahaya di dalam rumah. Selain itu, yang harus dipahami adalah bahwa seringkali kecelakaan terjadi karena orang dewasa berhasap si anak dapat menjaga dirinya sendiri.

Padahal, tanggung jawab orangtuanyalah untuk menjamin keselamatan balita.

Baca Juga : Surat Misterius Ditemukan, Ternyata Isinya Mengarahkan pada Suatu Rumah yang Berisi 11 Mayat Bayi

Artikel Terkait