Gemercik air sungai, deburan air terjun yang sayup dari bawah sana, serta cicit burung yang terbang di antara pepohonan yang berada di atas kami, benar-benar membuat saya seperti sedang berada di suatu dunia yang lain.
Dibangunkan burung
Setelah rasa lelah mereda, baru terasa kalau kami sangat haus. Sambil pura-pura mencuci muka dan menengok ke kiri ke kanan, kami minum air sungai itu.
Mudah-mudahan saya tidak diare, ucap teman saya. Jam menujukkan pukul 16.30 ketika kami menuruni bukit. Bagaimanapun juga perjalanan turun selalu lebih mudah dari pada naik dan tidak memakan waktu lama.
Tujuan kami berikutnya ialah Yosemite Village, yang merupakan pusat kegiatan di dalam wilayah taman nasional ini.
Di sana terdapat beberapa lahan perkemahan, lodge (pesanggrahan), restoran, toko serba ada dan bahkan kantor pos.
Sekitar pukul 18.00 kami masuk ke salah sebuah restoran. Makan malam lengkap tarifnya US$ 21 untuk dua orang, sudah termasuk pajak.
"Sesudah perjalan yang melelahkan ini paling enak berendam di bak mandi yang hangat sambil mendengarkan musik," kata saya setengah mengkhayal kepada teman saya.
Teman saya hanya tertawa mendengarnya. Saat itu kami sedang dalam perjalanan menuju ke lahan perkemahan.
Sekitar Yosemite Valley penuh sehingga kami pergi ke Tamarack Flat yang berjarak sekitar 32 mil dari situ.Padahal kaki sudah sangat pegal dan punggung rasanya kaku.
Dari jalan utama kami harus membelok ke jalan yang kecil dan jelek. Hutan pinus mulai sepi dan remang-remang. Cicit burung hanya terdengar sekalisekali saja.
Timbul rasa waswas dalam hati saya, jangan-jangan kami akan terpencil sendiri di tengah hutan ini. Ternyata ketika kami sampai di Tamarack Flat, sudah banyak camper yang menggunakaan lokasi ini dan tampaknya mereka begitu menikmati suasana.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR