Nyala api unggun mengepul di depan tenda-tenda mereka dan penghuninya begitu santai berkumpul di depan api unggun menghangatkan badan, sementara minuman dan makanan lengkap di atas meja.
Kami mendapat sebuah kavling kosong. Teman saya mendirikan tenda, sedangkan saya menyalakan api unggun.
Di lokasi perkemahan ini setiap tempat berkemah di bagi per kavling dan dalam setiap kavling tersedia sarana yang lumayan untuk perlengkapan camping, seperti meja yang lengkap dengan bangkunya, kotak tempat makanan dan tungku api unggun.
WC umum yang tertutup tersedia tidak jauh dari situ, namun tidak terdapat tempat mandinya.
Ketika api sudah menyala, kami sudah duduk-duduk mengobrol sambil menghangatkan badan. Teman saya bercerita tentang tanah kelahirannya Yugoslavia.
Sedangkan saya bercerita tentang nenek saya di kampung, yang kolam ikannya selalu di serbu cucu-cucunya bila berkunjung pada musim liburan sekolah.
Teman saya tampak tertarik dan bertanya banyak mengenai berbagai jenis ikan yang terdapat di tanah air, tentu saja saya menjawabnya sepengetahuan saya yang terbatas dibandingkan dia yang memang ahli dalam bidang oceanography.
Malam itu rasanya saya sukar sekali tertidur dalam suasana hutan. Bunyi binatang malam yang saling bersahutan terasa amat ganjil. Teman saya tidak terpengaruh sama sekali.
Dia langsung terlelap di dalam kantung tidurnya. Saya tidak tahu pukul berapa saya tertidur. Ketika saya terbangun hari sudah terang dan cicit burung terdengar riang bersahut-sahutan menyambut matahari pagi.
Teman saya tampak sedang menyalakan api unggun.
Tenang tentram
Ketika waktu menunjukkan pukul 08.00, kami sudah berada dalam perjalanan kembali menuju ke Tuolume Meadow.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR