(Baca juga: Benarkah Kebanyakan Makan Telur Bikin Bisul?)
"Mengatakan bahwa dioksin menumpuk secara khusus pada telur atau produk hewani lainnya terlalu sederhana dan tidak jujur ??secara intelektual," kata Will Cole, D.C., seorang praktisi obat fungsional.
"Diet yang kaya akan telur organik dari ayam yang dilepasliarkan dan produk hewani lainnya memiliki jumlah vitamin A yang benar-benar bioavailable, yang hanya ditemukan pada produk hewani. Vitamin A menurunkan tindakan toksik dioksin." Artinya, pada dasarnya, telur mengandung hal-hal buruk (dioksin), namun karena kecerdasan alam, mereka juga mengandung unsur-unsur yang baik untuk mencegah hal buruk itu mendatangkan malapetaka pada tubuh kita.
Cole juga menunjuk pada kandungan dioksin tinggi dari berbagai makanan nabati. "Penelitian telah menemukan bahwa, selain minyak ikan, yang tidak dikonsumsi dalam jumlah tinggi, beras merupakan sumber racun dioksin yang paling terkonsentrasi. Makanan hewani seperti telur memiliki dioksin, namun rata-rata, makanan nabati memiliki jumlah dioksin yang lebih tinggi dibandingkan dengan sebagian besar produk hewani. Misalnya, sayuran memiliki hampir enam kali konsentrasi dioksin hati sapi."
Apa artinya?
Hampir semua makanan mengandung dioksin. Jika Anda ingin menghindarinya, Anda mungkin hanya memiliki sedikit makanan untuk diletakkan di piring Anda.
(Baca juga: Tragis! Gara-gara Telur Ulang Tahun, Mata Pemuda 19 Tahun Ini Jadi Buta)
Jadi, apakah telur baik dikonsumsi?
Banyak dokter menjawab dengan tegas, Ya! Untuk kebanyakan orang! "Telur bisa menjadi makanan yang sangat bermanfaat bagi wanita karena telur mendukung kesehatan hormonal. Telur adalah sumber vitamin A yang sangat baik, yang memungkinkan sel kita menggunakan hormon tiroid, yang mempengaruhi berat badan, mood, energi, dan kesehatan pencernaan kita. Telur penuh dengan biotin dan kolin, yang sangat penting dalam kesuburan dan kehamilan," kata Jolene Brighten, ND, ahli kesehatan wanita.
"Telur merupakan tonggak diet sehat dan mengandung nutrisi penting seperti kolin, selenium, dan vitamin B12," kata Lester.
Namun, Joel Kahn, M.D., tidak menganggap kolin itu sebagai hal yang baik. "Hal itu ditunjukkan dalam jurnal medis paling bergengsi di dunia untuk mempromosikan penyakit kardiovaskular," katanya, sambil menambahkan bahwa dia menyarankan pasien jantung dan diabetesnya untuk menghindari telur.
Banyak dokter menekankan pentingnya untuk mendengarkan tubuh kita dan melihat bagaimana kita secara pribadi menanggapi telur.
Source | : | mindbodygreen.com |
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR