Advertorial

Tora Sudiro dan Mieke Amalia Ditangkap Polisi: Dumolid dan 8 Hal yang Wajib Diketahui Sebelum Mengonsumsi Obat Anti-Depresi

Ade Sulaeman

Editor

Mengonsumsi obat anti-depresi secara sembarangan justru akan membahayakan penggunanya.
Mengonsumsi obat anti-depresi secara sembarangan justru akan membahayakan penggunanya.

Intisari-Online.com -Artis Tora Sudiro dan istrinya, Mieke Amalia, ditangkap oleh anggota Polres Jakarta Selatan terkait kasus narkoba (3/8/2017).

Menurut keterangan polisi, saat penangkapan yang dilakukan di rumah keduanya di kawasan Tangerang Selatan, polisi menemukan 30 butir Dumolid.

Dumolid sendiri sebenarnya tergolong dalam kelas obat Benzodiazepinalias obat penenang atau ada pula yang menyebutnya sebagai obat anti-depresi.

Banyak menggunakannyadalam terapi jangka pendek untuk mengobati gangguan tidur (insomnia) parah, kejang, gangguan kecemasan, dan depresi.

Dumolid, seperti halnya obat anti-depresi yang lain, biasanya hanya bisa dikonsumsi jika seseorang sudah memperoleh resep dokter.

(Baca juga: Tora Sudiro dan Mieke Amalia Terjerat Kasus Narkoba: Kenapa Banyak Artis 'Doyan' Konsumsi Narkoba?)

Mengonsumsi obat anti-depresi secara sembarangan justru akan membahayakan penggunanya.

Perhatikan 8 hal ini sebelum mengonsumsi obat anti-depresi!

1. Ada lima jenis obat anti-depresi

Lima jenis anti-depresi adalah Tricyclic Antidepressants (TCAs), Selective Serotonin Re-uptake Inhibitors (SSRIs), Noradenaline Re-uptake Inhibitors (NRIs), Multiple Re-uptake Inhibitors dan Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs). Masih ada beberapa obatnya, namun tidak dalam satu kategori.

2. Anti-depresi juga digunakan untuk mengobati penyakit lain

Selain mengobati depresi, ternyata obat anti-depresi juga digunakan untuk mengobati penyakit lain, seperti gangguan kecemasan dan serangan kepanikan, gangguan makan, stres setelah trauma, dan rasa sakit kronis.

(Baca juga: Untuk Hasil Terbaik, Obat Anti-Depresi Perlu Dibarengi dengan Konseling)

3. Tidak diketahui persis bagaimana obat ini bekerja

Memang benar bahwa tidak diketahui pasti bagaimana anti-depresi bekerja, namun mereka memperlambat bahan kimia yang disebut monoamine oksidase, yang memecah neurotransmiter.

Mereka membantu sel otak menyerap dalam bahan kimia yang tepat lebih lama.

4. Tak semua orang memerlukan anti-depresi

Obat anti-depresi tidak perlu digunakan pada orang yang mengalami depresi ringan, karena anti-depresi tidak akan bekerja.

Meski tidak bekerja pada depresi ringan, namun ada efek samping lainnya yang lebih membahayakan, sehingga harus berhati-hati.

5. Obat anti-depresi tidak langsung menunjukkan hasil

Untuk beberapa orang, hasil dari obat anti-depresi baru dapat dilihat hingga satu bulan.

Jadi jangan berharap untuk mendapatkan hasilnya langsung apalagi secara maksimal.

6. Memiliki banyak efek samping

Beberapa efek samping dari mengonsumsi obat anti-depresi adalah mulut keing, mual, sakit kepala, mengantuk atau insomnia, sembelit atau diare, dan kenaikan berat badan.

Efek samping dapat terasa ketika beberapa hari setelah seseorang mengonsumsinya. Beberapa jenis obat bahkan memengaruhi tekanan darah.

7. Risiko bunuh diri

Seseorang yang mengonsumsi anti-depresi harus selalu diingatkan bahwa faktanya obat tersebut akan membawa risiko bunuh diri.

Orang yang mengonsumsi anti-depresi harus selalu berhubungan dengan dokter ketika muncul pikiran tentang bunuh diri.

8. Jangan mencampur alkohol dengan anti-depresi

Mengonsumsi alkohol akan membuat seseorang lebih merasa tertekan atau depresi, sehingga anti-depresi yang dikonsumsi tidak akan bekerja.

Jangan lupa untuk perhatikan 8 hal tadi sebelum mengonsumsi obat anti-depresi. Penggunaan tanpa resep atau sembarangan justru akan membahayakan. (Monalisa Darwin D)

Artikel Terkait