Bersama lima warga lainnya, Mbah Jumian mewakafkan tanahnya untuk kepentingan publik. Tidak ada ongkos yang mengalir di kantongnya untuk merelakan tanahnya.
Bahkan, para pemilik tamah itu, termasuk Mbah Jumian rela menyediakan aneka jajan bagi para pekerja siang itu.
Angkut hasil pertanian
Lurah Kalisegoro Sabar Tri Mulyono mengatakan, jalan tembus yang dibangun untuk membuka akses kampung yang masih terisolir.
Jalan juga bermanfaat bagi petani untuk mengangkut hasil pertanian.
Jalan tembus akan dibuat sepanjang 500 meter. Namun, karena keterbatasan anggaran hanya 200 meter yang akan dilakukan pavingisasi.
Jalan akses itu dibangun selebar empat meter, dua meter di sebelah kanan kiri merupakan hibah dari warga pemilik lahan.
Pihaknya mengapresiasi para pemilik tanah yang dengan ikhlas merelakan tanahnya.
Pihak pemerintah pun tidak mengeluarkan uang sama sekali untuk keperluan pembebasan lahan jalan akses tersebut.
“Jalan ini menghubungkan antar RW 02 dan RW 03. Ini membuka akses perkampungan baru. Akses jalan untuk angkut hasil panen selama ini memutar, jadi ongkosnya mahal. Jalan ini membantu mereka,” imbuh Sabar.
Sejumlah alat berat pun mengeruk dan meratakan tanah kebun tengah hutan itu. Beberapa pohon jati, mahoni yang menghalangi dirubuhkan.
Kayu-kayu pohon yang rubuh agar lebih mempunyai nilai jual dijadikan sebagai kayu arang.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR