Intisari-Online.com - Menyedihkan, itu mungkin kata yang terucap bila melihat sosok kakek yang satu ini.
Betapa tidak, pria tua ini harus bertahan sendiri di jalan tanpa ada sanak keluarga yang menemani.
Dengan bantuan tongkat, pria tua ini berjalan menyusuri jalan untuk mencari rezeki.
(Baca juga: Tega! Kakek Penjual Pisang Ini Kehilangan Uang Tabungan untuk Lebaran Setelah Digasak Perampok Bermobil)
Dengan kondisi tubuh yang kian lemah, ia hanya bisa mencari barang-barang bekas untuk dijual kembali.
Atau, ia juga hanya menunggu belas kasihan warga agar ia bisa makan.
Kisah pria tua itu dibagikan oleh seorang pengguna Facebook bernama Desta Tama.
Di akun facebook-nya, ia membagikan beberapa foto serta sebuah video.
Kakek yang tak diketahui namanya itu terlihat lemah.
Dengan mengenakan kaus berkerah, ia menceritakan kisah dirinya.
(Terkena Sindrom Penuaan Langka, Wajah dan Tubuh Pria 21 Tahun Ini Mirip Kakek Berusia 160 Tahun)
"Seumur hidup beliau hidup dijalanan, tanpa keluarga, tanpa rumah & tanpa harapan.
Tubuhnya kurus kering, karena beliau hanya makan 2 hari sekali.
Bahkan beliau mandi di got/selokan yg kotor. keinginannya tidak besar, beliau hanya ingin memiliki tempat untuk pulang, tidur dan mandi yang layak.
Apakah dia akan mati di jalanan seperti binatang yg diabaikan? akankah kita membiarkannya? masih tersisakah rasa kemanusiaan di hati nurani kita?" begitu tulis Tama dalam unggahannya itu.
Dalam video, kakek tersebut bercerita kalau ia lahir tahun 1942.
Dengan menggunakan Bahasa Sunda, ia juga mengaku tidak memiliki istri dan belum pernah berkeluarga.
Dia juga mengatakan kalau dirinya adalah anak bungsu, sedangkan semua kakak kandungnya telah meninggal.
Sejak kecil, hidupnya selalu berpindah-pindah.
Orangtuanya juga bercerai sejak dirinya masih kecil.
Selama ini ia tinggal di jalanan karena tak memiliki tempat tinggal.
Saat ditanya keinginannya, ia mengaku ingin memiliki tempat tinggal sendiri.
Berikut videonya :
Artikel ini sudah tayang di tribunnews.com dengan judul “Sedih ! Kakek Sebatang Kara Ini Hidup di Jalanan, Tak Punya Rumah dan Sering Mandi di Selokan”