Advertorial

3 Bocah Penderita HIV Dikucilkan: Penyebab Terbesar HIV Memang Hubungan Seksual, Tapi Jangan Abaikan Penyebab Ini

Mentari DP
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Menurut laporan, ketiga bocah yang di antaranya seorang laki-laki dan dua perempuan tersebut berinisial H (11), SA (10), dan S (7).
Menurut laporan, ketiga bocah yang di antaranya seorang laki-laki dan dua perempuan tersebut berinisial H (11), SA (10), dan S (7).

Intisari-Online.com – Ketiga siswa yang bersekolah di PAUD Welipa dan SDN 2 Nainggolan dilaporkan dilarang bersekolah dan terancam diusir dari Kabupaten Samosir, Sumatra Utara.

Hal ini dikarenakan ketiga anak yatim piatu tersebut terserangHuman Immunodefiency Virusatau HIV.

Dilansir dariTribun-Video.commelansirVOA, pada Senin (22/10/2018), Sekretaris Eksekutif Komite AIDS Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Berlina Sibagariang mengatakan, masyarakat merasa khawatir akan keberadaan tiga anak tersebut.

Berlina menambahkan, para orangtua takut dirinya dan anak mereka tertular HIV. Oleh karenanya, mereka meminta ketiga bocah tersebut dikeluarkan dari sekolah.

Baca Juga : Tiga Bocah Yatim Piatu Dikucilkan karena Idap HIV, Padahal Penularan HIV Tidak Semudah yang Dibayangkan

Menurut laporan, ketiga bocah yang di antaranya seorang laki-laki dan dua perempuan tersebut berinisial H (11), SA (10), dan S (7).

Seperti yang kita tahu bahwa HIV dapat ditularkan melalui injeksi langsung ke aliran darah hingga kontak langsung dengan penderita HIV melalui cairan.

Cairan tersebut seperti darah, sekresi vagina, hingga ASI.

Berikut cara pencegahan dan penuluran HIV.

Hubungan seksual

Menurut data WHO, pada tahun 1983-1995, sebanyak 70-80% penularan HIV dilakukan melalui hubungan heteroseksual, sedangkan 5-10% terjadi melalui hubungan homoseksual.

Kontak seksual melalui vagina dan anal memiliki risiko yang lebih besar untuk menularkan HIV daripada kontak seks secara oral.

Bahkan selain HIV, seseorang bisa menderita penyakit menular lainnya. Seperti sifilis, herpes, hingga kencing nanah.

Perlu diketahui, penularan HIV tertinggi terjadi selama awal dan akhir infeksi HIV.

Sebab saat itu, beban virus sangat tinggi. Apalagi dalam waktu tersebut, beberapa orang tidak mengetahui dirinya terkena virus karena hanya ada sedikit gejala atau bahkan sama sekali tidak ada gejala.

Baca Juga : 3 Siswa SD yang Tertular HIV Mau Diusir, Ini Alasan Remaja Rentan Terkena HIV

Cara mencegah

Cara termudah tentu tidak berhubungan seksual. Kecuali jika Anda sudah memiliki pasangan yang sah.

Atau tidak berganti-ganti pasangan dan menggunakan kondom.

Bukan bermaksud jahat, tapi jika Anda ingin menikah, ada baiknya melakukan medical check up sebelum menikah.

Fungsinya, Anda bisa tahu kesehatan Anda dan pasangan. Ini modal untuk hidup berumah tangga hinggat akhir hayat Anda.

Dari ibu ke anak

Perlu Anda ketahui bahwa wanita lebih rentan terkena virus HIV dan jika si wanita penderita HIV hamil, maka ia bisa menularkannya ke bayinya.

Sebab, kemungkinan ibu hamil penderita HIV yang menularkan virusnya ke bayinya ada sekitar 25%.

Penularan tersebut bisa dikarenakan melalui infeksiin utero, saat proses persalinan, dan melalui pemberian ASI.

Faktor maternal dan eksternal lainnya seperti banyaknya virus dan sel imun pada trisemester pertama hingga kelahiran prematur.

Diketahui penurunan sel imun pada ibu dan tingginya RNA virus dapat meningkatkan risiko penularan HIV dari ibu ke anak.

Namun jika si bayi mendapat pemberian obat-obatan dan penanganan yang tepat sesaat setelah kelahiran hingga pertumbuhannya, angka tersebut bisa turun menjadi 1 hingga 2%.

Cara lain untuk mencegahnya adalah dengan tidak memberikan ASI kepada bayi Anda. Di beberapa negara, bayi dari penderita HIV akan menerima susu formula.

Baca Juga : Sebelum Dibunuh, Jamal Khashoggi Sempat Ditelepon Putra Mahkota Arab Saudi

Penyebab lain

Hingga hari ini, WHO mengatakan bahwa penularan HIV dari transfusi darah bisa dikatakan sudah tidak ada lagi.

Walau begitu masih ada peluang penyebaran virus jika penggunaan jarumatau alat suntikyang terkontaminasi, terutama di negara-negara yang kesulitan dalam mensterilisasikan alat kesehatan.

Tercatat, hanya 3-5% penyebab HIV dari tranfusi darah.

Angka tersebut dikarenakan kita bisa dicegah mendonorkan darah atau menerima darah jika hasil pemeriksaan darah kita tidak baik.

Atau penularan dari pasien ke petugas kesehatan (dokter, pasien, pihak rumah sakit).

Menurut WHO pada tahun 2005, penyebab ini sangat jarang. Hanya kurang dari 0.0001% dari seluruh kasus di dunia.

Angka tersebut dikarenakan sudah ada edukasi kepada dokter, perawat, dan pihak rumah sakit untuk kebersihan seluruh area.

Terakhir, ada beberapa penyebab lain.

Seperti melalui ludah, gigitan nyamuk (ini berlaku di negara yang memang disebut negara paling parah terkena HIV), dan kontak sehari-hari.

Kontak sehari-hari ini sendiri sangat beragam. Seperti berjabat tangan, terekspos batuk dan bersin dari penderita HIV, hingga menggunakan alat yang sama dengan penderita HIV.

Namun CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) menyatakan bahwa aktivitas tersebut tidak mengakibatkan penularan HIV yang besar.

Kita bisa mencegahnya dengan menggunakan masker, mencuci tangan, dan mencuci setiap alat makan.

Usahakan jangan menggunakan barang bersama.

Baca Juga : Cerita Lengkap Bocah 3 Tahun Tewas Terperangkap dalam Mobil, Pemilik Mobil Tak Dijerat Hukum

Artikel Terkait