Sementara itu, AS sendiri sedang meneliti rudal yang bisa digunakan untuk melawan ancaman Rusia dan China.
“Upaya kami adalah membawa Rusia kembali ke kepatuhan,” kata Menteri Pertahanan Jim Mattis akhir tahun lalu.
Alih-alih sebagai upaya “Untuk menjauh dari perjanjian.”
Baca Juga : 32 Negara Paling Korup di Dunia, Venezuela dan Rusia Termasuk, Indonesia Nomor Berapa?
Awal bulan ini, duta besar ASA untuk NATO, Kay Bailey Hutchison, bikin heboh.
Ia bilang bahwa negaranya bisa saja memilih untuk “mengambil”rudal Rusia yang baru.
“Kami hanya satu-satunya yang tersisa dalam perjanjian itu, karena kami menghormati perjanjian itu. Tapi, sayangnya, Rusia tidak menghormati perjanjian tersebut,” kata Trump, tegas.
“Jadi kami akan mengakhiri perjanjian, kami akan mundur.”
Terkait rencana ini, kedutaan Rusia di Washington tidak langsung memberi komentar.
Bagaimanapun juga, pernyataan Trump keluar seiring dengan rencana penasihat keamanan nasional John Bolton yang akan terbang ke Rusia minggu depan.
Ada pertemuan penting yang mesti ia hadiri.
Menurut seorang pejabat senior Amerika, Di Moskow Bolton akan bertemu dengan mitra keamanan nasionalnya berikut menteri pertahanan dan luar negeri Rusia.
Kabarnya topik-topik yang hendak bicarakan menyangkut persoalan Korea Utara, Suriah, Ukraina, dan isu-isu lainnya.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR