Advertorial

Donald Trump Bilang AS akan Mundur dari Perjanjian Nuklir dengan Rusia: Tanda-tanda Perang Dunia III?

Moh. Habib Asyhad
Intisari Online
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Donald Trump menuduh Rusia telah lebih dahulu melanggar aturan nuklir dan meningkatkan prospek pengembangan senjata baru.
Donald Trump menuduh Rusia telah lebih dahulu melanggar aturan nuklir dan meningkatkan prospek pengembangan senjata baru.

Intisari-Online.com - Sabtu (20/10) waktu setempat, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa AS akan mundur dari perjanjian nuklir (INF) dengan Rusia.

Tak hanya itu, ia juga menuduh negara yang menjadi rival utamanya itu telah lebih dahulu melanggar aturan dan meningkatkan prospek pengembangan senjata baru.

“Mereka telah melanggarnya selama bertahun-tahun,” ujar Trump di Nevada, seperti dilansir dari The Wall Street Journal.

Baca Juga : Bunker Nuklir Rahasia Inggris Ini Tunjukkan Dulu Inggris 'Sangat Siap' Hadapi Serangan Nuklir, Kini?

Yang paling dikhawatirkan dari keluarnya Amerika dari perjanjian ini adalah potensi kedua negara akan saling pamer kekuatan.

Jika sudah begitu, perang sepertinya tinggal hitungan waktu, bukan?

Di sisi lain, Rusia membantah telah melanggar aturan yang dibuat pada 1987 yang ditandatangani oleh Ronald Reagan dan Mikhail Gorbachev itu.

Aturan itu juga melarang penggunaan roket-roket jarak menengah dan pendek, serta menguji, memproduksi atau memasang rudal-rudal baru berbasis di daratan.

Seperti dikabarkan banyak media, Rusia telah mengembangkan sistem rudal yang dikenal sebagai 9M729, meskipun mereka mengatakan bahwa itu sesuai dengan perjanjian.

Sementara itu, AS sendiri sedang meneliti rudal yang bisa digunakan untuk melawan ancaman Rusia dan China.

“Upaya kami adalah membawa Rusia kembali ke kepatuhan,” kata Menteri Pertahanan Jim Mattis akhir tahun lalu.

Alih-alih sebagai upaya “Untuk menjauh dari perjanjian.”

Baca Juga : 32 Negara Paling Korup di Dunia, Venezuela dan Rusia Termasuk, Indonesia Nomor Berapa?

Awal bulan ini, duta besar ASA untuk NATO, Kay Bailey Hutchison, bikin heboh.

Ia bilang bahwa negaranya bisa saja memilih untuk “mengambil”rudal Rusia yang baru.

“Kami hanya satu-satunya yang tersisa dalam perjanjian itu, karena kami menghormati perjanjian itu. Tapi, sayangnya, Rusia tidak menghormati perjanjian tersebut,” kata Trump, tegas.

“Jadi kami akan mengakhiri perjanjian, kami akan mundur.”

Terkait rencana ini, kedutaan Rusia di Washington tidak langsung memberi komentar.

Bagaimanapun juga, pernyataan Trump keluar seiring dengan rencana penasihat keamanan nasional John Bolton yang akan terbang ke Rusia minggu depan.

Ada pertemuan penting yang mesti ia hadiri.

Menurut seorang pejabat senior Amerika, Di Moskow Bolton akan bertemu dengan mitra keamanan nasionalnya berikut menteri pertahanan dan luar negeri Rusia.

Kabarnya topik-topik yang hendak bicarakan menyangkut persoalan Korea Utara, Suriah, Ukraina, dan isu-isu lainnya.

Soal Korea Utara, pembicaraan itu kabarnya untuk menekankan pentingnya mempertahankan sanksi terhadap Korea Utara yang dianggap bandel.

Baca Juga : Baru Saja Berdamai, Warga Korea Selatan Sudah 'Bikin Ulah' dengan Masuk Perbatasan Korea Utara Secara Ilegal

“Orang-orang di Rusia dan China menyarankan mungkin sudah saatnya meringankan sanksi kepad Korut. Itu bukan ide kami dan kami tidak akan menyesalinya,” tambah sumber itu.

Bolton juga akan pergi ke Azerbaijan untuk membahas masalah-masalah regional termasuk persoalan Iran, sebelum lanjut ke Armenia dan Georgia.

Artikel Terkait