Advertorial

Pasar di Desa Ini Ramai Pengunjung dan Bertransaksi dengan Mata Uang Buatan Sendiri, Kok Bisa?

Adrie Saputra
Adrie Saputra
,
Aulia Dian Permata

Tim Redaksi

Sebuah desa yang jarang diketahui oleh orang-orang mendadak ramai didatangi oleh pengunjung dari luar desa, bahkan luar Indonesia.
Sebuah desa yang jarang diketahui oleh orang-orang mendadak ramai didatangi oleh pengunjung dari luar desa, bahkan luar Indonesia.

Intisari-Online.com - Sebuah desa yang jarang diketahui oleh orang-orang mendadak ramai didatangi oleh pengunjung dari luar desa, bahkan luar Indonesia.

Desa ini mempunyai pasar yang tidak biasa, beraneka ragam makanan tradisional Jawa (kususnya) dijajakan di tempat ini, juga ada kesenian Jawa yang bisa dilihat oleh pengunjung.

Namun untuk bertransaksi di pasar ini para pembeli tidak membeli dengan mata uang rupiah, kok bisa?

Ternyata inilah salah satu keunikan dari Pasar Papringan.

Baca Juga : Inilah 4 Alasan Mengapa Xiaomi Begitu 'Perkasa' di Pasar Indonesia

Pasar ini terletak di Dusun Ngadiprono, Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Pasar ini hanya buka setiap Minggu Wage dan Pon.

Pada pintu masuk terdapat panitia yang melayani penukaran mata uang rupiah menjadi Uang Pring.

Reporter Intisari berhasil menuju lokasi dan mendapatkan banyak informasi terkait pasar tradisional ini.

Baca Juga : Perekonomian India Sempat Meningkat, Kini Nilai Mata Uang Rupee Malah Merosot

Bu Ela, selaku Koordinator Keuangan memberikan informasi bahwa di Pasar Papringan ini terdapat banyak jenis makanan tradisional.

"Ada sekitar 140 jenis makanan yang dijual di Pasar Papringan," katanya.

"Semua koordinator maupun penjual berasal dari Dusun Ngadiprono."

Kemudian asisten Bu Ela memberikan keterangan lebih lanjut bahwa uang yang digunakandinamakan Uang Pring.

Pring sendiri merupakan bambu dalam bahasa Jawa.

Dia mengatakan bahwa1 Pring sendiri senilai Rp2 ribu rupiah.

Uang yang sudah ditukar di pasar ini tidak boleh dikembalikan lagi menjadi rupiah.

Jadi artinya bila mata uang rupiah telah ditukar menjadi Uang Pring maka uang itu hanya boleh digunakan untuk membeli makanan, barang atau untuk menikmati fasilitas yang disediakan di pasar ini.

Namun bila uang tidak habis tetap bisa digunakan untukbertransaksi di Pasar Papringan di hari mendatang.

Baca Juga : Perekonomian India Sempat Meningkat, Kini Nilai Mata Uang Rupee Malah Merosot

Pada pagi hari, pasar ini telah dibanjiri pengunjung dari berbagai kota.

Beberapa pengunjung sempat mengatakan dia jauh-jauh datang dari Semarang untuk bisa ke pasar tradisional ini pagi-pagi buta.

Dia sedang mengantri untuk membeli makanan tradisional Jawa bernamaKupat Tahu.

Makanan ini cukup jarang ditemukan dan di tempat ini banyak pengunjung berusaha mencicipinya.

Baca Juga : Pantangan Biduran dan Makanan yang Tak Boleh Dikonsumsi Agar Tak Kambuh Lagi

Kupat Tahu di tempat ini bisa dibeli dengan harga 4 Pring atau Rp8 ribu.

Selain itu, beberapa kuliner tradisional yang lainjuga patut untuk dicoba ketika Anda mengunjungi tempat ini:

Untuk harga bervariasi rata-rata antara 1 hingga4 pring.

Selain makanan ada juga pemusik yang memainkan gamelan:

Pak Madiyono adalah pimpinan dari kesenian musik tradisional ini.

Berikut adalah posisi masing-masing pemainnya:

1. Heri - Bonang

2. Istokori - Boanag Penerus

3. Heru - Saron 1

4. Yusuf - Saron 2

5. Suripto - Demung

6. Yanto - Kendang

7. Suti - Gong

Baca Juga : Kesenian Tanjidor: Dulu, Kini dan Nanti

Mereka bermain musik dengan senang hati, pengunjung boleh melakukan donasi untuk mendukung kesenian mereka.

Selain musik tradisional Gamelan juga ada kelompok kesenian lain yang tidak kalah menarik.

Kesenian Ponorogo Bakti Manunggal memperlihatkan gambaran baju tradisional yang membuat banyak pengunjung ingin berfoto.

Pak Musri selaku pimpinan mengenalkanAndri, Anjas dan Linda yang mewakili sosok Raja, Prajurit dan Penari Kerajaan.

Baca Juga : Pendidikan di Indonesia Makin Mahal, 5 Negara Ini Tawarkan Kuliah Gratis Bagi Siswa Internasional, Tertarik?

Dan inilah para pemeran kesenianPonorogo Bakti Manunggal:

Nah itulah hal menarik yang bisa Anda kunjungi di Pasar Papringan yang terletak di Dusun Ngadiprono.

Bila Anda ingin mengunjungi pasar ini, sebaiknya berangkat dari pagi agar tidak macet dan kehabisan makanan tradisional.

Pasar ini buka setiap Minggu Wage dan Pon dari Pukul 06.00 sampai 12.00.

Untuk info mengenai pasar ini bisa follow Instagram @pasarpapringan. (Intisari-Online.com/Adrie P. Saputra)

Artikel Terkait