Intisari-Online.com -Menyadari bahwa kekuatan udara telah menjadi ujung tombak memenangkan pertempuran dalam waktu singkat maka peran jet-jet tempur jadi makin vital.
Ketika meletus Perang Teluk I pada bulan Januari 1991, pasukan koalisi yang menyerbu Irak untuk membebaskan Kuwait jga mengerahkan beragam jet tempur mutakhir dalam jumlah besar seperti F-117 Stealth, F-15C, FA/18 Hornet, RAF GR 1 Tornado, dan lainnya yang jumlahnya lebih dari 1000 pesawat.
(Baca juga:Ketika Para Pengasuh Anak Keluarga Kaya Raya Mengungkap Rahasia Majikan Mereka)
Pengerahan jet-jet tempur mutakhir itu mendesak dilakukan mengingat Irak memiliki sekitar 800 jet tempur mutakhir seperti Mirage F1, Mig-23, dan MiG-29 Fulcrum yang terkenal memiliki manuver mutakhir dan menjadi andalan para pilot untuk keperluan dogfight.
Pertempuran udara antara pilot-pilot tempur koalisi melawan pilot-pilot tempur Irak berlangsung sengit dan menjadi ajang saling membantai antara jet-jet tempur generasi keempat dan kelima.
Dalam pertempuran udarayang berlangsung sekitar satu bulan itu sebanyak 4 pesawat koalisi rontok. Sedangkan kekuatan udara Irak kehilangan sekitar 44 pesawat tempur.
Duel udara yang berlangsung di langit Irak itu dari sisi kuantitas terbilang minim mengingat gempuran udara telah diambil oleh rudal-rudal canggih yang diluncurkan dari kapal perang seperti Tomahawk yang memiliki akurasi prima.
Kehadiran rudal jarak jauh telah menciptakan perang asimetri yang secara otomatis menurunkan peran pesawat-pesawat tempur di medan laga.
Namun demikian pesawat-pesawat tempur super mutakhir generasi kelima terus diproduksi seperti F-22 Raptor (AS) , Saab Gripen (Swedia), F-35 Lightning II (AS-Inggris), Sukhoi T-50 (Rusia), Mitsubishi F-2 (Jepang) , Eurofighter Typhoon (Eropa) , dan lainya.
(Baca juga:Inilah Alasan di Balik Ramainya Jual Beli Penis Rusa di Australia)
Berkat kehadiran jet-jet tempur super canggih yang merupakan mesin pembunuh efektif di udara itu, dogfight di kancah pertempuran udara berikutnya diprediksi juga akan semakin canggih dan mematikan.
Arsenal mutakhir tersebut sekaligus menjadi simbol ajang lomba persenjataan dan ancaman terhadap perdamaian dunia yang tidak pernah berhenti.