Intisari-Online.com - Sebagai burung yang menjadi kebanggaan warga AS, burung elang yang bersarang di pohon-pohon tinggi terus dimonitor oleh yayasan pelindung elang, American Eagle Foundation.
(Baca juga: Aneh Tapi Nyata, 80 Kursi Pesawat Ini Diisi oleh 80 Elang bukan Manusia)
Sarang-sarang burung elang mulai dari ketika sedang dibangun oleh burung elang, lalu masa bertelur, hingga telurnya menetas selalu diamati secara cermat menggunakan kamera CCTV.
Suatu kali ada sarang burung elang di kawasan hutan buatan US National Arboretum menunjukan ketidakberesan.
Sarang berisi dua anak elang yang masih bayi dan berada di dahan pohon berketinggian 29 meter itu tampak janggal karena salah satu anak elang terjepit kayu bahan pembuat sarang.
(Baca juga: Jadilah Elang, Jangan Jadi Bebek)
Kayu berbentuk huruf “Y” itu menjepit salah satu kaki anak elang sehingga pergerakan si anak elang ketika diberi makan oleh induknya tidak bisa leluasa.
Makanan yang selalu dibawa induknya bahkan sering dirampas oleh anak elang lainnya.
Para peneliti elang dari Districk of Columbia Departement Energy and Environment sebenarnya sudah mengamati anak elang yang terjepit kayu dan berharap induk elang bisa membebaskannya.
Namun induk elang rupanya tidak bisa membebaskan anaknya yang masih terjepit kayu itu.
Salah satu petugas US National Arboretum, Matthew Morrison, bekerja sama dengan American Eagle Foundation lalu memutuskan naik ke pohon tempat sarang elang berada menggunakan perangkat pendaki.
Morrison dengan hati-hati kemudian melepaskan salah satu kaki anak elang yang terjepit kayu. Anak elang yang masih tampak sehat itu pun terbebas.
Beberapa hari kemudian Morrison memanjat pohon lagi untuk memastikan anak elang yang sudah diselamatkan apakah dalam kondisi baik-baik saja.
Morrison akhirnya puas karena perkembangan hidup anak elang tampak sehat dan natural.
Sebab jika upaya penyelamatan anak elang yang terjepit kayu terlambat dilakukan, bayi elang itu bisa tewas.