Tak Mau Kalah dari Korut, Rusia Ancam Serang AS dengan Senjata Nuklir yang Dipendam di Lautan

Ade Sulaeman

Editor

Putin dalam suatu peluncuran rudal dari kapal selam
Putin dalam suatu peluncuran rudal dari kapal selam

Intisari-Online.com - Belum habis rasa gusar Presiden AS Donald Trump akibat ancaman serangan nuklir dari Korea Utara, baru-baru ini Amerika Serikat juga mendapat ancaman serangan nuklir dari Rusia.

Pemerintah AS memang belum memberikan tanggapan atas ancaman serangan nuklir dari Rusia itu.

(Baca juga: Bertujuan Cegah Serangan Korut, Sistem Anti Rudal AS di Korsel Justru Jadi Ancaman Bagi China)

Tapi sejak era Perang Dingin, kedua negara ini saling mengancam akan menyerang menggunakan senjata nuklir.

Namun ancaman serangan nuklir Rusia atas AS seperti dikemukakan oleh seorang perwira menengah Rusia berpangkat Kolonel Senior, yakni Kolonel Viktor Baranetz sangat mengejutkan.

Menurut Kolonel Baranetz, AS memang tidak akan diserang nuklir yang diluncurkan dari Rusia.

(Baca juga: Siap Hadapi Ancaman Korut, AS Siapkan 3 Lapis Sistem Antirudal, Seperti Ini Prosesnya)

Melainkan diserang menggunakan senjata nuklir yang selama ini telah “dipendam” di lautan, baik di Laut Pasifik maupun Atlantik.

Jika bom nuklir yang sudah dipendam pada kedalaman tertentu di dasar laut, seperti ranjau darat itu diledakkan, maka akan menimbulkan gempa bumi tektonik berskala besar dan gelombang tsunami yang luar biasa.

Kota-kota AS yang letaknya di pinggiran pantai pun akan hancur akibat gelombang tsunami yang diakibatkan oleh ledakan bom nuklir itu.

(Baca juga: Mirip Gaya Cowboy, AS Ajak Korut Berunding Sambil Kirim Pesawat Pengebom Nuklir ke Korsel)

Teknik menaruh bom nuklir di dasar laut itu menurut Baranetz telah dilakukan secara diam-diam menggunakan kapal selam.

Pada dasarnya melakukan pengeboran dasar laut merupakan hal yang mudah dilakukan di zaman sekarang.

Menurut Baranetz menaruh bom nuklir di kedalaman laut tertentu pun “termasuk mudah dilakukan”.

Bom nuklir yang sudah ditaruh di kedalaman tanah bawah laut itu menurut Baranetz pengendalianya bisa dilakukan langsung dari Rusia.

Artikel Terkait