Penjelasan Ibu Ini Mengapa Ia Tidak Mengajari Anaknya untuk Berbagi Menjadi Viral sekaligus Menimbulkan Perdebatan di Facebook

Moh Habib Asyhad

Editor

Alanya dan anaknya, Carson
Alanya dan anaknya, Carson

Intisari-Online.com – Orangtua biasa mengajarkan anaknya tentang “sharing is caring” (berbagi adalah peduli), tapi tidak dengan Alanya Kolberg.

Hal ini bermula ketika segerombolan anak-anak di taman menghampiri anak lelakinya, Carson, dan meminta agar Carson berbagi mainan miliknya dengan mereka, berikut terjemahan dari status Facebook Alanya:

(Baca juga:Bule pun Tergila-gila dengan Kelezatan Indomie, Inilah Sosok di Balik Nikmatnya Rasa Indomie yang Jarang Kita Ketahui)

"ANAK SAYA TIDAK DIHARUSKAN UNTUK BERBAGI DENGAN ANAK ANDA," tegasnya.

Segara ketika kami sampai di taman, Carson didekati oleh setidaknya 6 anak laki-laki, dan semuanya meminta agar Carson berbagi (meminjamkan) mainan-mainannya.

Carson tampak kewalahan dan ia mencengkeram mainannya ke dadanya saat anak-anak tersebut ingin meraih mainannya, lalu Carson melihat ke arahku.

“Kamu bisa mengatakan tidak kepada mereka, Carson,” ujarku. “Katakan saja tidak. Kamu tidak perlu mengatakan hal lainnya.”

Tentunya, setelah Carson mengatakan tidak, anak-anak tersebut langsung berlarian dan mengadu kepadaku bahwa Carson tidak ingin berbagi.

Akupun berkata: “Dia (Carson) tidak harus berbagi denganmu. Dia sudah berkata tidak. Jika Carson memang ingin berbagi, ia pasti akan berbagi.”

Hal itu membuatku mendapatkan pandangan buruk dari orangtua lainnya. Namun, inilah masalahnya:

Jika saya, orang dewasa, berjalan-jalan di taman memakan roti isi, apakah saya harus berbagi roti isiku dengan orang asing yang berada di taman? Tidak!

Apakah ada orang dewasa yang sopan, orang asing, yang ketika ia ingin meraih roti isiku, akan merasa tersinggung ketika aku tidak memberikannya? Tidak.

Jadi, ketika kalian memandangku dengan buruk, dan sepertinya kalian berpikir bahwa anakku tidak sopan, siapa yang sebenarnya sopan santunnya kurang di sini?

Orang yang keberatan untuk meminjamkan mainannya kepada 6 orang asing, atau 6 orang asing yang menuntut agar diberikan sesuatu yang bukan milik mereka, bahkan ketika pemiliknya sendiri terlihat jelas tidak nyaman dengan perlakuan seperti itu?

Tujuan utamanya adalah untuk mengajari anak kita bagaimana harus bersikap ketika dewasa nanti.

Saya mengenal beberapa orang dewasa yang sudah jelas bahwa mereka tidak pernah belajar untuk berbagi ketika masih kanak-kanak, namun saya lebih banyak mengenal mereka yang tidak tahu bagaimana mengatakan tidak kepada orang lain, atau bagaimana menetapkan batasan. Termasuk diri saya sendiri.

Bagaimanapun, awalnya Carson membawa mainan untuk berbagi dengan anak perempuan dari temanku, yang akan kami temui di taman.

Carson tidak ingin meminjamkan mainannya kepada anak-anak yang serakah itu karena Carson ingin mengejutkan anak temanku dengan mainannya.

Jadi, jika lain kali anak Anda berlari kepada anda karena ia merasa kesal karena anak lain tidak berbagi, ingatlah bahwa kita tidak tinggal di dunia yang kondusif untuk menyerahkan semua yang kita miliki kepada siapapun hanya karena mereka berkata demikian, dan saya tidak akan mengajari anak saya bahwa begitulah cara kerjanya.

Meskipun tidak ada yang salah dengan berbagi, para ahli setuju bahwa berbagi seringkali terlalu ditekankan dalam mengasuh anak.

“Kita terlalu fokus untuk mengajari anak-anak untuk berbagi, sampai-sampai mereka tidak belajar untuk berpikir sendiri,” ujar Dr. Myrna Shure, dari Drexel University, AS, yang juga penulis buku “Thinking Parent, Thinking Child,” seperti yang dikutip dari atnn.com.

Dr. Susan Ashley, seorang psikolog dan penulis buku The ADD & ADHD Answer Bookjuga berpendapat sama dengan Dr. Shure.

"Kita harus mengajari anak-anak bagaimana memutuskan dengan siapa untuk berbagi, bagaimana dengan hormat menolak permintaan mereka dan bagaimana menghormati diri mereka sendiri dan cukup tegas untuk mengatakan, 'Tidak' Anak-anak tidak selalu harus berbagi hanya karena mereka diminta untuk melakukannya."

Postingan ini menimbulkan banyak pro-kontra, salah satu yang pro terhadap Alanya adalah Janean Justham yang berkomentar;

“Alanya tidak mengajarkan anaknya untuk sama sekali tidak berbagi, Carson membawa mainannya untuk berbagi dengan temannya, bukan dengan sekelompok orang asing yang berlarian dan meminta mainannya. Jika kejadiannya memang seperti ini, apa yang dilakukan Alanya sudah benar.

(Baca juga:Tahi Lalat Pembawa Berkat)

Namun Maria Wynn termasuk salah satu yang tidak setuju dengan apa yang Alanya lakukan, ia berkomentar;

“Membadingkan berbagi roti isi dengan berbagi mainan bukanlah perbandingan yang bagus. Juga, anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak lebih sosial, dan lebih mungkin untuk berinteraksi dengan anak lain yang mereka belum kenal. Aku tidak melihat ruginya berbagi dengan anak lain. Aku hanya tidak melihat masalah besar disini. Selama kita mengajarkan anak kita batasan, dan untuk peduli terhadap dirinya sendiri, aku sangat meragukan bahwa anak yang berbagi mainannya akan mengalami masalah psikologis ketika ia dewasa nanti hanya karena itu. Postingan ini begitu dramatis dan konyol.”

Bagaimana menurut pendapat kawan, setuju, atau tidak setuju dengan Alanya? Tuliskan pendapat kawan dalam kolom komentar ya.

Artikel Terkait